Dalam upaya melaksanakan pengurangan dan penanganan sampah, Wali kota yang akrab disapa Mbak Ita menegaskan jika Kota Semarang menerapkan program Ramadhan Minim Sampah yang melibatkan partisipasi masyarakat dan peran aktif dari pelaku lokal.
Salah satu langkahnya adalah penggunaan wadah reusable untuk menyimpan makanan dan minuman, serta mengurangi pembelian makanan dan minuman kemasan sekali pakai selama Ramadhan di Kota Semarang.
Di samping itu, upaya minim sampah terus ditingkatkan dengan mengurangi jumlah sampah dari hantaran lebaran dan juga mengurangi sampah saat sholat Idul Fitri. Salah satunya adalah dengan membawa peralatan sholat dari rumah yang bisa digunakan ulang, seperti sajadah, yang kemudian bisa dibawa kembali pulang.
Komitmen yang ditunjukkan oleh Mbak Ita dalam upaya ini juga mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Diah Supartiningtias saat KLHK melakukan kunjungan ke Kota Semarang sebagai bagian dari kampanye mudik minim sampah.
“Dalam hasil pemantauan di dua titik utama, Stasiun Tawang dan Terminal Mangkang, KLHK menyatakan bahwa upaya yang dilakukan Kota Semarang telah berjalan baik. Tempat sampah dan sarana pengelolaan sampah untuk para pemudik sudah tersedia dengan baik,” ungkap Diah yang juga merupakan Kepala DPMPTSP Kota Semarang tersebut.
Lebih lanjut, Diah mengungkapkan bahwa Kota Semarang memiliki potensi untuk menjadi kota percontohan dalam upaya pengendalian sampah selama musim mudik.
“Arahan dari KLHK bahkan mendorong Kota Semarang untuk meraih penghargaan Adipura di masa mendatang, mengingat kesiapan dan komitmen yang telah ditunjukkan oleh pemerintah kota,” terangnya.
Dengan langkah-langkah nyata ini, diharapkan bahwa kota Semarang bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama saat momen besar seperti musim mudik dan perayaan Idul Fitri. Sehingga kedepan, Piala Adipura yang telah lama tak diraih dapat kembali diperoleh Kota Semarang.
Hery Priyono