TEMANGGUNG (SUARABARU.ID) – Malam terasa dingin bagi kami warga Kota Semarang yang terbiasa dengan suhu panas.
Namun hening malam di tepian Embung Kledung Kabupaten Temanggung di sebuah akhir pekan beberapa waktu lalu itu penuh kehangatan.
Kebersamaan kami yang dimulai dengan mencari tempat mendirikan tenda di sebelah barat Embung Kledung harus bergeser tempat.
Beberapa waktu lalu kami berenam memutuskan untuk healing. Sebuah bahasa yang tren bagi anak muda untuk keluar rumah bepergian.
Embung Kledung menjadi titik temu bagi kami berenam yang berangkat tak bersamaan dari Kota Semarang dengan kendaraan roda dua pada sore hari
Setelah sampai di malam hari, kami lantas mendirikan tenda hingga membuat api unggun.
Lokasi Embung Kledung berada tak jauh dari jalan utama Temanggung-Wonosobo yang diapit Gunung Sumbing dan Sindoro.
Lokasi Embung Kledung ada di kaki Gunung Sindoro, tepatnya di Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Lokasi alternatif wisata ini berjarak dari pusat Kabupaten Temanggung sekira sekitar 21 kilometer km.
Ini pertama kalinya kami camping di Embung Kledung, setelah beberapa tahun sebelumnya saya pribadi pernah touring di lokasi ini pada siang hari.
Api unggun sudah menyala dari kayu yang kami beli seharga Rp 10 ribu dari pengelola wisata.
Agaknya itu cukup untuk memasak beberapa porsi makanan instan, kopi, sekaligus menghangatkan diri.
Kami bercengkerama banyak hal malam itu selaiknya para remaja yang bergairah pada keingintahuan.
Rembulan menyinari dari arah timur laut, tepat di sisi utara dari Gunung Sumbing. Tenda yang kami pasang menghadap Embung Kledung dan Gunung Sumbing.
Pendar cahaya rembulan memantul indah di permukaan air Embung Kledung yang mengombak sendu.
Tak jauh dari kami suara-suara manusia juga membersamai hening malam di bawah pepohonan. Beberapa keluarga dan anak-anak muda juga bermalam mendirikan tenda.
Fasilitas cukup lengkap, ada musala untuk beribadah, kamar mandi atau toilet, dan warung untuk membeli jajanan.
Pesona Gunung Sumbing
Kami tak cukup untuk beristirahat malam itu, hanya sebentar-sebentar saja memejamkan mata hingga akhirnya fajar tiba.
Setelah shalat subuh bergiliran, kami kembali bertemu di muka tenda sembari duduk dan menghadap ke arah timur.
Tepat di mana pelahan matahari menyinari sedikit demi sedikit Gunung Sumbing. Bayangan Gunung Sumbing pun memantul di permukaan Embung Kledung.
Kebesaran Tuhan tampak di depan mata kami. Betapa besarnya Gunung Sumbinh dilihat bahkan dari jarak dekat.
Matahari makin naik, seluruh badan Gunung Sumbing mulai tampak di pagi yang masih terasa dingin itu.
Kami beruntung, sebuah fenomena awan bertopi menyangkut di atap Gunung Sumbing. Fenomena ini dinamai awan lenticularis.
Anak-anak tampak berkeliaran jalan ke sana kemari di tepi Embung Kledung menikmati indahnya gunung kembar, Sumbing dan Sindoro.
Begitu pun orang-orang dewasa yang mengabadikan momen dengan berfoto bersama.
Kami juga tak mau kalah dengan keriangan mereka, kamera digital di tangan menunjukkan eksistensinya untuk membidik sudut-sudut estetik dari Embung Kledung.
Di tengah kolam, banyak ikan mas yang sengaja dipelihara. Pandangan kami juga tertuju pada gerak-gerik ikan ini.
Keberuntungan kami bertambah, seekor burung besar terbang tinggi mondar-mandir di atas lembah antara Gunung Sumbing dan Sindoro itu.
Tampaknya itu merupakan burung Elang Jawa yang dilindungi. Pemandangan yang berharga.
Sementara itu, di belakang tenda kami ternyata terdapat taman yang juga bisa dieksplorasi untuk mengabadikan momen.
Saya memilih mencari bunga-bunga rumput yang berwarna-warni. Kupetik satu persatu dan diikat dalam satu kesatuan. Jadilah bunga rampai.
Ya, Embung Kledung di Temanggung itu akan menjadi salah satu alternatif wisata alam di Jawa Tengah yang bisa dikunjungi.
Anda bisa membawa banyak teman, atau wisata keluarga dan bermalam di tempat ini.
Harga tiket masuk bila belum berubah yakni Rp 10 ribu per orang, dan parkir roda dua Rp 5 ribu. Selamat berwisata di Jawa Tengah.
Diaz Azminatul Abidin