JEPARA(SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Jepara tidak terburu-buru menghentikan pelayanan dapur umum di lokasi bencana banjir, saat ada wilayah yang banjirnya telah surut. Hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko di sela acara Tarawih Keliling (Tarling) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Jepara yang berlangsung pada Senin (18/3/2024) malam, di Gedung Wanita R.A. Kartini Jepara.
“Alhamdulillah, tadi yang di Dorang (Nalumsari) mulai surut sampai satu meter. Yang tergenang tinggal sebagian. Para pengungsinya pun sudah banyak yang pulang. Tapi dapur umum tetap difungsikan,” kata Edy Sujatmiko yang juga Ketua Dewan Pengurus Korpri Kabupaten Jepara, di depan peserta Tarling Korpri dari tujuh unit kerja di lingkungan Pemkab Jepara.
Ketujuh unit kerja tersebut adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR); Dinas Lingkungan Hidup (DLH); Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB); dan Inspektorat. Berikutnya Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian; serta Bagian Hukum Setda Jepara.
Tetap difungsikannya dapur umum itu dimaksudkan untuk memberi pelayanan maksimal kepada para korban banjir yang tengah menjalankan ibadah puasa. Kebutuhan makan sahur dan berbuka puasa dipenuhi dari dapur-dapur umum yang disiapkan.
Dampak bencana banjir di Jepara sempat tercatat berada di 25 desa pada 8 kecamatan dengan intensitas bervariasi. Namun mayoritas telah surut. Setidaknya terdapat 17.500 jiwa di 5573 kepala keluaraga (KK) yang terdampak bencana tersebut. Bencana ini juga berdampak pada terendamnya 1160 hektare sawah.
Dari total desa terdampak, beberapa desa yang kondisinya lebih parah dibanding desa-desa lain di antaranya Dorang (Nalumsari), Batukali (Kalinyamatan), Gerdu (Pecangaan), Kaliombo (Pecangaan), dan Sowan Kidul (Kedung).
Hadepe – Bakopi