BATANG (SUARABARU.ID) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah tercatat inflasi Provinsi Jawa Tengah bulan Februari 2024 mencapai 0,57 persen (mtm) atau 2,98 persen (yoy), sedangkan tingkat inflasi Kota Tegal 0,90 persen (mtm) atau 2,80 persen (yoy).
Pemicu inflasi pada Bulan Februari di Kota Tegal bersumber dari Beras (0,438 persen), Tarif Rumah Sakit (0,242 persen), Daging Ayam Ras (0,093 persen), Telur Ayam Ras (0,064 persen), dan Cabai Merah (0,050 persen). Adapun komoditas utama penyumbang deflasi bersumber dari Bawang Merah, Tomat, Tarif Kendaraan roda empat online, Jeruk, dan Bayam.
“Selaras dengan kenaikan harga beberapa komoditas penyumbang inflasi di Kota Tegal, harga bahan pangan di Kabupaten Batang juga turut mengalami kenaikan, seperti beras, minyak goreng, dan daging ayam kampung.
Sebagai salah satu wujud GNPIP, pada hari ini telah dipersiapkan 400 paket sembako berisi beras SPHP 5 kg, gula pasir 1 kg, dan minyak goreng 1liter dengan harga Rp 75.000 (membayar tunai) dan Rp 60.000 (membayar menggunakan QRIS),” kata Kepala Bank Indonesia Tegal, Marwadi saat acara Gerakan Pangan Murah di Pendopo Kabupaten Batang, Jumat (8/3/2024).
Dijelaskan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional pada Februari 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. IHK Februari 2024 tercatat sebesar 0,37 persen (mtm) atau 2,75 persen (yoy).
Inflasi kelompok volatile food meningkat. Tercatat inflasi kelompok volatile food sebesar 1,53 persen (mtm) atau 8,74 persen (yoy). Peningkatan inflasi tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas beras, cabai merah dan telur ayam ras.
“Bank Indonesia terus berupaya memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis, termasuk program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), serta Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Transaksi Pemerintah Pusat dan Daerah (P2DD),” ujarnya.
Bank Indonesia mendorong implemantasi GNPIP dengan operasi pasar bersama pemerintah daerah,
Kerjasama Antar Daerah (KAD), Pengembangan ketahanan Pangan melalui klaster/mitra binaan baik sisi hulu maupun hilir, dan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
QRIS di Batang
Melalui penyediaan kanal QRIS, Bank Indonesia juga turut mendorong kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kanal pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Jumlah merchant QRIS di Kabupaten Batang mencapai 93.975 merchant, tumbuh 12,5 persen (yoy) dibandingkan dengan Januari 2023. Terbanyak kedua di wilayah eks-keresidenan pekalongan volume transaksi QRIS di Kabupaten Batang pada Januari 2024 tumbuh sebesar 21,63 persen (yoy) dibandingkan dengan volume transaksi pada Januari 2023. Menjelang Ramadhan, pada hari ini Bank Indonesia juga membuka layanan penukaran rupiah.
Pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1445H kebutuhan uang di wilayah eks-Karesidenan Pekalongan diperkirakan mencapai Rp 4,55 Triliun atau meningkat 1,2 persen dibanding realisasi Tahun 2023.
“Kami mengapresiasi Kabupaten Batang yang sudah sangat sigap untuk melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi pangan nasional. Kegiatan Gerakan Pangan Murah ini, kami harapkan dapat terus dilakukan oleh TPID Batang hingga akhir tahun,” tutup Marwadi.
Sutrisno