SEMARANG (SUARABARU.ID):;Sepanjang tahun 2023, industri perbankan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Diwarnai dengan kondisi ekonomi yang “melambat” dan kebijakan kenaikan suku bunga (BI Rate) hingga 500 bps, menjadikan tahun 2023 sebagai “ujian” bagi bankir tanah air.
Dengan dukungan soliditas tim dan racikan strategi yang konsisten, Bank Jateng menutup tahun 2023 dengan prestasi gemilang. Melansir data keuangan Bank Jateng posisi 31 Desember 2023, aset Bank Jateng meningkat dari Rp84,49 Triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp88,45 Triliun.
Peningkatan aset tersebut, terutama bersumber dari mengingkatnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari Rp 66,84 triliun (Desember 2022) menjadi Rp 68,11 triliun.
Lebih menggembirakan lagi, sepanjang tahun 2023 penyaluran kredit Bank Jateng meningkat dari Rp57,26 Triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp 61,56 triliun atau tumbuh 7,51% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Tengah yang tumbuh 6,40% (yoy).
“Pertumbuhan kredit Bank Jateng tahun 2023 terutama pada segmen ritel dan UMKM, sehingga memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Jawa Tengah” ungkap Plt. Direktur Utama, Irianto Harko Saputro.
Ditambahkan Irianto, penyaluran kredit ritel dan UMKM Bank Jateng didukung pula dengan keberadaan Unit Layanan Mikro (ULM) yang jumlahnya telah mencapai 124 unit dan tersebar di seluruh Jawa Tengah.
“Saat ini penyaluran kredit ULM telah mencapai lebih dari Rp 6,34 Triliun kepada 45.715 nasabah dengan rasio NPL terjaga di kisaran 0,29%” terangnya.
Sementara itu, laba usaha Bank Jateng tahun buku 2023 mencapai Rp 2,07 Triliun.
Berdasarkan data, laba usaha Bank Jateng menjadi terbesar kedua dari 27 BPD se-Indonesia.
“Keberhasilan Bank Jateng melewati tahun 2023, merupakan hasil kerja bersama seluruh jajaran, termasuk juga kepercayaan dan dukungan dari pemegang saham” ujar Irianto yang diangkat menjadi Pelaksana Tugas (PLT.) Direktur Utama pada 7 Agustus 2023 lalu.
Fokus UMKM
Mengemban misi sebagai penunjang pembangunan daerah, Bank Jateng telah melakukan transformasi dengan lebih besar lagi menyalurkan kredit kepada sektor usaha produktif, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Pada akhir Desember 2023, penyaluran kredit segmen ritel dan UMKM telah mencapai Rp 15,78 triliun dan tumbuh 23,38%” ungkap Irianto.
Pada tahun 2024, Irianto optimis pertumbuhan kredit Bank Jateng akan lebih tinggi lagi, terutama kredit UMKM.
“Tahun ini, Bank Jateng dipercaya Pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 6 Triliun” terangnya.
Lebih dari itu, peran Bank Jateng dalam pembangunan daerah juga semakin nyata melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Selama ini, Bank Jateng menyalurkan dana CSR/TJSL yang disinergikan lewat program pembangunan Pemerintah Provinsi Jateng.
“Program unggulan TJSL/CSR Bank Jateng selama ini menyasar pada berbagai priotritas penting, diantaranya penanganan kemiskinan ekstrem (PKE) untuk rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), program pencegahan stunting dimana untuk program pencegahan stunting tersebut Bank Jateng merupakan satu satunya Bank Pembangunan Daerah yang mendapatkan penghargaan nasional untuk Kategori Mitra Filantropi yang diserahkan oleh wakil presiden tanggal 6 Oktober 2023, disamping itu ada program unggulan berupa program pemberian ketrampilan agar siswa binaan mempunyai jiwa kewirausahaan dan siap pakai di dunia kerja” jelas Irianto.
Bank Jateng juga membantu desa binaan dengan memanfaatkan potensi desa dan pemberdayaan masyarakat Bersama dengan BUMDes guna mendorong peningkatan roda perekonomian desa.
Program lainnya adalah mudik gratis dengan pemberian bantuan fasilitas transportasi bagi pekerja non-formal pada arus mudik dan arus balik lebaran untuk memberikan kenyamanan dan keamanan perjalanan sehingga tercipta arus mudik yang tertib dan lancar, serta mendorong perputaran ekonomi di Jawa Tengah
Program Pemulihan Ekonomi Daerah (PED) juga menjadi perhatian Bank Jateng.
Pemberian bantuan CSR minimal Rp 1 miliar per kabupaten/kota dan provinsi di Jawa Tengah sesuai dengan persentase setoran modal masing-masing pemda atau total sebesar Rp56.683.000.000,- dengan tujuan mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Selain itu ada juga Program Percepatan Penanganan Kemiskinan (PPPK).
Program ini berupa pemberian bantuan CSR minimal Rp 1 miliar per kabupaten/kota dan provinsi di Jawa Tengah sesuai dengan persentase setoran modal masing-masing pemda atau total sebesar Rp60.000.000.000,- dalam rangka percepatan penanganan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sepanjang tahun 2023, Bank Jateng telah menyalurkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sebesar Rp127.364.343.750,-
Kemajuan Bank Jateng juga terlihat di bidang pengembangan teknologi dan layanan digital.
Saat ini, Bank Jateng telah memiliki produk dan layanan berbasis digital, seperti: Bima mobile banking, Bima QRIS, Electronic Data Capture (EDC), cash management system (CMS) Pemda, dan lainnya.
“Bank Jateng bekerjasama dengan Kemendagri dan Pemda se-Jawa Tengah telah memiliki aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) yang berbasis CMS sehingga membantu Layanan Transaksi Non Tunai bagi Pemerintah Desa di Jawa Tengah” ungkap Irianto.
Atas rapor biru selama ini, Bank Jateng telah mendapat penghargaan dari berbagai pihak yang independen. Beberapa waktu Bank Jateng meraih predikat “The Best BUMD” pada Infobank BUMD Award 2023.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama, Irianto Harko Saputro, menyampaikan akan melanjutkan transformasi Bank Jateng ke arah yang lebih baik lagi.
“Banyak kemajuan yang sudah dicapai dan menjadi modal Bank Jateng semakin baik lagi” tambah Irianto.
Lebih lanjut Irianto menyampaikan bahwa Bank Jateng ke depan akan lebih fokus lagi dalam peningkatan kualitas pelayanan, baik layanan di Kantor Cabang maupun layanan digital.