blank
Pelatihan keterampilan kerja untuk para buruh rokok di Kudus. foto: dok

KUDUS (SUARABARU.ID) – Pemkab Kudus melalui Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan UKM (Disnakerperinkop-UKM) akan membuka 26 jenis pelatihan kerja gratis pada tahun 2024 ini. Pelatihan kerja tersebut bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kudus senilai 4,5 miliar rupiah.

Sebagaimana diketahui, sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.07/2021, DBHCHT Kabupaten Kudus telah diatur tentang penggunaan, pemantauan, dan evaluasinya dengan persentase 50 persen untuk bidang kesejahteraan masyarakat, 40 persen untuk bidang kesehatan, dan 10 persen untuk bidang penegakan hukum.

Untuk bidang kesejahteraan masyarakat, pemanfaatan anggaran DBHCHT salah satunya dimanfaatkan untuk penyediaan pelatihan kerja gratis bagi buruh rokok maupun warga masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau.

Kepala Disnakerperinkop-UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati mengungkapkan, alokasi anggaran untuk pelatihan gratis tersebut sudah ditetapkan dalam APBD Kabupaten Kudus 2024. Hanya saja, alokasi anggaran untuk tahun ini sedikit berkurang dari tahun lalu yang jumlahnya mencapai Rp 6 miliar.

“Memang ada pengurangan alokasi anggaran untuk pelatihan keterampilan kerja gratis. Namun, alokasi anggaran yang ada saat ini masih memadai untuk penyediaan pelatihan gratis lagi,”kata Rini, Jumat (16/2).

Menurut Rini, pada tahun lalu ada sebanyak 143 paket pelatihan kerja yang dilaksanakan dengan jumlah peserta pelatihan sebanyak 2.300 orang. Sedangkan tahun ini, anggaran yang tersedia masih bisa untuk menyediakan 100-an paket pelatihan kerja.

“Meskipun demikian, jumlah warga yang mendapatkan pelatihan selama ini sudah cukup banyak, terutama buruh rokok maupun anggota keluarganya sebagai sasaran utama diberikan keahlian tambahan agar nantinya bisa mandiri,” ujarnya.

Hal itu berimbas pada jumlah pelatihan yang berkurang hampir separuh dari tahun 2023. Menyisakan sejumlah pelatihan yang memiliki banyak peminatnya.

Diantaranya tata rias, barbershop, tata boga, bordir, merajut, makeup artist, pijat balita, menjahit kebaya, spa therapist, perbengkelan hingga Mobile Training Unit (MTU). Sementara yang tidak dilanjutkan di tahun 2024 ini diantaranya pelatihan pembuatan caping kalo.

“Pelatihan ini diambil dari minat masyarakat yang paling banyak. Paling banyak peminatnya di tata boga dan barbershop yang bisa langsung buka usaha (setelah mengikuti pelatihan),” jelas Rini. Sementara jenis pelatihan yang menjadi unggulan dari 26 jenis yang disediakan, yakni teknik otomotif, teknik las, tata busana, dan teknik manufaktur.

Jenis pelatihan lainnya, yakni barber shop, make up artis, tata boga, merajut, menjahit, anyaman, kecantikan, bangunan, tata hantaran pengantin, pembuatan roti dan kue, perbengkelan mobil, perbengkelan motor, desain grafis, dan pengelasan, serta beberapa jenis pelatihan lainnya.

Ads-Ali Bustomi