blank
BBPJT menyelenggarakan Rakor Pakar dan Calon Pengajar Revitalisasi Bahasa Daerah. Foto: Dok/BBPJT

“Kami mengajak para pakar untuk berkolaborasi dalam merevitalisasi bahasa daerah agar penutur muda bangga menggunakan bahasanya,” ungkapnya.

Dalam menjalankan program-programnya, lanjut Syarifuddin, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah fokus dalam menjalankan program, memikirkan keberlanjutan program, dan bermitra atau berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

“Ketiga hal itu menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan program-program Balai Bahasa. Kami akan terus berkomitmen menjaga pelestarian bahasa daerah walaupun ada kendala dalam pelaksanaannya,” terangnya.

Sementara itu, Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Shintya, M.S., menyatakan, kegiatan rakor pakar dan calon pengajar merupakan tahap awal dari rangkaian program revitalisasi bahasa daerah.

“Acara ini merupakan tahap pertama program revitalisasi bahasa daerah. Setelah ini ada acara rakor dengan pemerintah daerah atau pemangku kepentingan daerah, bimbingan teknis pengajar utama untuk SD dan SMP, pengimbasan, pemonitoran dan evaluasi program, hingga puncaknya adalah Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI),” kata Shintya.

Shintya menjelaskan, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah telah memilih dan mengajak 42 pakar untuk berkolaborasi dalam mendukung revitalisasi bahasa daerah.

“Separuh pakar yang hadir merupakan mitra baru yang kami pilih untuk berkolaborasi dalam program ini. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dengan para pakar untuk menumbuhkan komitmen pelestarian bahasa daerah,” tambahnya.

Ning S