blank
Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah dan Wakapolres Kompol Heru Sanusi, memimpin Rakor pengamanan konser musik Indonesia Maju yang menampilkan kolaborasi penyanyi Denny Caknan bersama Mubaligh Gus Miftah.(Dok.Humas Polres Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Denny Caknan dan Gus Miftah, Selasa malam nanti (23/1), akan duet manggung bareng di Stadion Pringgondani, Wonokarto, Wonogiri. Kolaborasi sosok penyanyi dan pendakwah ini, dikemas dalam event konser musik Indonesia Maju.

Sebagaimana diketahui, Denny Caknan (31), pemilik nama aseli Deni Setiawan (lahir di Ngawi, 10 Disember 1993) merupakan seorang penyanyi, pemusik, penulis lagu pop Jawa dan Koplo. Namanya mencuat populer di blantika musik Tanah Air berkat Lagu “Kartonyono Medot Janji.”

Sementara itu, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah (43), adalah seorang mubalig kondang Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pria kelahiran Tanggal 5 Agustus 1981 ini, merupakan keturunan Ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari (Pendiri Pondok Pesantren Tegalsari, Ponorogo).

Untuk mengamankan event panggung akbar tersebut, Kapolres Wonogiri AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah, Senin (22/1), memimpin Rakor Pengamanan yang disertai Tactical Floor Game (TFG). Rakor digelar di Aula Sanika Satyawada Polres Wonogiri.

Kasi Humas Polres Wonogiri AKP Anom Prabowo, mengabarkan, ikut hadir dalam Rakor tersebut Wakapolre Kompol Heru Sanusi beserta para Pejabat Utama (PJU) Polres. Juga hadir Pasi Ops Kodim 0728/Wonogiri bersama sejumlah kepala dinas, KPU dan Bawaslu beserta Panitia Konser Indonesia Maju.

Dilarang

Kapolres, menyatakan, kegiatan ini murni pengajian, oleh karena itu selama pelaksanaan harus tertib dari atribut-atribut berkaitan dengan politik. Untuk menjaga stabilitas keamanan, Kapolres minta semua pihak sama-sama saling menjaga, mengingat kegiatan bertepatan dengan kampanye terbuka.

Petugas pengamanan, akan melalukan screening terhadap semua penonton yang masuk ke Stadion Pringgondani. Penonton yang datang, dilarang membawa senjata, minuman keras (Miras), mengenakan atribut parpol dan berkendaraan knalpot brong.

Digelarnya TFG dalam Rakor tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kesiapan personel guna pelaksanaan pengamanan. Agar mereka paham apa yang menjadi tugasnya, dan mengerti bagaimana cara bertindak, ketika terjadi hal-hal yang bersifat kontijensi.

Dalam gelaran TFG, dirancang berbagai skenario simulasi untuk menguji keterampilan dan sistem koordinasi personel kepolisian, dalam menanggapi situasi darurat. Yakni dengan melibatkan aparat kemananan terkait beserta petugas kesehatan, melalui cara tindak yang efektif dan profesional.
Bambang Pur