blank
Kelompok Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) melakukan kampanye budaya pakaian adat Jawa yaitu Beskap yang bertajuk "Ayo Beskapan" di Car Free Day (CFD) Simpang Lima, Kota Semarang pada Minggu (24/12).(Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kelompok Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) melakukan kampanye budaya pakaian adat Jawa yaitu Beskap yang bertajuk “Ayo Beskapan” di Car Free Day (CFD) Simpang Lima, Kota Semarang pada Minggu (24/12).

Kelompok mahasiswa tersebut terdiri atas Erik Wisnu, Adjie Dyta, Dan Bagas, Dika Setiawan, Naufal Zain, dan Desano Nata.

Ketua Kelompok, Erik Wisnu mengatakan, kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terutama generasi muda akan pentingnya melestarikan pakaian adat Jawa.

”Kampanye ini juga bertujuan untuk mempromosikan pakaian adat Jawa sebagai salah satu produk budaya Indonesia yang unik dan menarik,” kata Erik.

Menurutnya, pihaknya mengangkat pakaian adat Jawa, karena memiliki nilai-nilai etika, tradisi, dan hierarki sosial sebagai bentuk kesadaran serta pelestarian salah satu budaya Jawa.

“Sehingga masyarakat serta generasi penerus bangsa teredukasi bahwa kita memiliki warisan budaya Indonesia seperti pakaian adat Jawa yaitu beskap yang harus kita lestarikan. Hal ini akan membantu generasi penerus bangsa terutama kaum milenial untuk semakin kenal akan budaya yang kita punya,” jelasnya.

Pada kampanye itu, banyak masyarakat yang tertarik dengan kegiatan yang dilakukan mahasiswa Ilmu Komunikasi USM. Salah satu warga Semarang, Yanuar mengaku bangga dengan kampanye budaya tersebut.

”Saya melihat kalian bikin ini senang banget. Senang anak muda ada yang peduli dengan budaya sendiri. Karena apa? budaya kita itu kaya, mahal dan unik. Jadi sayang banget kalau lambat laun hilang tanpa dilestarikan,” ungkap Yanuar.

Sementara itu, seorang mahasiswa, Akbar mengaku baru mengetahui filosofi pakaian adat Jawa Beskap.

”Saya pernah dengar dan pernah lihat, tidak pernah sampai paham tentang beskap. Tapi, setelah dijelaskan, saya jadi paham ternyata beskap itu tidak hanya baju yang biasa saya lihat di nikahan tapi baju dengan filosofi dan makna yang kental dalam ternyata,” ujar Akbar.

Melalui kegiatan kampanye budaya tersebut, Erik berharap, masyarakat khususnya anak muda semakin mengenal budaya Jawa sehingga dapat melestarikan salah satunya pakaian adat Jawa Beskap.

”Kami berharap banyak anak muda dan masyarakat semakin mengenal sehingga dapat melestarikan budaya Jawa salah satunya pakaian adat Jawa yaitu Beskap. Kami tidak ingin pakaian adat Jawa terkikis oleh perkembangan zaman, apalagi orang Jawa yang tidak tahu mengenai pakaian adat Jawa,” ungkapnya.

Muhaimin