blank
Momen debat Capres perdana (12/12/2023). Foto: Sceenshot Tiktok debat Capres.

YOGYAKARTA (SUARABARU.ID) – Viralnya pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang mengatakan ‘Ndasmu Etik’ saat forum tertutup Rakornas Partai Gerindra di Jalan Expo pada Jum’at (15/12) dinilai mendeligitimasi citra gemoy yang selama ini dibangun.

Dosen Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia menyebut, pernyataan Calon Presiden nomor urut 2 tersebut telah membuka wajah asli gemoy yang sebenarnya.

“Pernyataan yang viral itu cenderung menunjukkan wajah aslinya. Gemoy itu hanya gimick, sehingga manifes asli atau wujud asli dari gemoy itu nyatanya emosian. Kemudian cara pandangnya sangat emosional, saya kira malah justru menjadi blunder bagi Capres 02,” kata Alfath saat dihubungi, Sabtu (16/12/2023).

Menurut Alfath, ucapan Prabowo dalam video viral berdurasi sekitar 60 detik tersebut menunjukkan tidak adanya semangat untuk menjunjung tinggi etika. Bahkan cenderung mengabaikan etika dalam berpolitik.

Ia mengatakan, sikap Capres 02 itu tidak menjadikan etika sebagai insipirasi dan kekuatan perjuangan politik, karena menganggap etik merupakan sesuatu yang tidak penting.

“Padahal etika politik merupakan hal penting dalam kehidupan berdemokrasi kita, karena etika merupakan kompas moralitas ini baik atau buruk, ini voice atau noice,” kata Alfath.

Menurut Alfath, dirinya juga mengamati gestur tubuh Prabowo yang tidak dalam kondisi bercanda. Hal ini membantah pernyataan beberapa politisi Partai Gerindra yang menganggap ucapan ketua umumnya sebagai sebuah candaan dikalangan internal partai.

“Kalau dilihat berulang-ulang ada tendensi agak emosional, gestur menunjukkan itu tidak bercanda. Kalau dalam strategi komunikasi politik yang saya pelajari ada gestur yang tidak pas dari Prabowo,”jelas Alfath.

Sementara itu CO Founder Generasi Perintis Muhammad Syaeful Mujab sangat menyayangkan pernyataan yang keluar dari Calon Presiden yang kedepannya akan memimpin Indonesia. Menurut Mujab, pernyataan tersebut menunjukkan sikap yang meremehkan etika berdemokrasi dan bernegara.

“Ini menunjukkan ada sikap yang meremehkan etika berdemokrasi di negara ini.Sebab ucapan yang disampaikan berkaitan dengan keputusan pelanggaran etika yang diputuskan oleh MKMK beberapa waktu lalu, padahal MKMK merupakan institusi demokrasi, maka ini menunjukkan sikap yang mengabaikan etika demokrasi bahkan merendahkan institusi demokrasi,” ucap Mujab.

Mujab juga mengkhawatirkan pernyataan tersebut akan menjadi kebiasaan apabila Prabowo terpilih menjadi pemimpin bangsa.

“Yang kita khawatirkan apabila nanti benar-benar dipilih rakyat akan terjadi pengabaian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan etika demokrasi, sehingga akan berdampak kepada kehidupan berbangsa kita,” terangnya.

Sebelumnya, viral video pidato Prabowo Subianto yang mengatakan Ndasmu Etik. Durasi video tersebut bervariasi, ada yang 1 menit 15 detik namun ada juga yang dipotong 15 detik.

Pada video tersebut Prabowo terlihat menirukan perkataan kompetitornya, Anies Baswedan, saat debat Capres pada Selasa (12/12/2023) lalu.

“Bagaimana perasaan Mas Prabowo, soal etik? etik? etik?” kata Prabowo menirukan Anies sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.

Prabowo kemudian mengatakan ndasmu etik, yang disambut riuh tepuk tangan dan teriakan dari para peserta Rakornas, Prabowo, Prabowo, Prabowo!.

Ning S