KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Kebumen bersama sejumlah awak media mengunjungi Geopark Ijen Banyuwangi sehingga yang telah masuk Unesco Global Geopark (UGG).
Kunjungan Pemkab Kebumen dipimpin Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kebumen Sukamto peserta melibatkan unsur Bappeda, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Pengelola Geopark Kebumen, wartawan dan para influencer, berlangsung selama dua hari (12-13/12).
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kebumen Sukamto mengungkapkan, pihaknya perlu belajar banyak kepada Badan Pengelola Geopark Ijen yang telah berhasil menjadi Unesco Global Geopark (UGGp) agar bisa membantu Geopark Kebumen bisa masuk UGGp. Khususnya dalam hal pengelolaan informasi dan komunikasi publik.
“Pemkab Kebumen saat ini tengah mengusulkan Geopark Kebumen untuk bisa menjadi UGGp, karena itu kita adakan press tour untuk belajar dari pengalaman UGGp Ijen Jawa Timur yang telah sukses menjadi UGGp. Kita belajar utamanya dalam pengelolaan informasinya,” ucapnya.
Menurut Sukamto, Geopark Kebumen harus terus diperjuangkan agar bisa masuk UGGp. Sebab, dengan masuk Geopark Kebumen menjadi UGGp diyakini bisa menjadi lokomotif baru perekonomian masyarakat Kabupaten Kebumen.
Bani Wimala Prahardini, Sekjen Badan Pengelola Geopark Ijen menyambut baik rombongan dari Pemkab Kebumen. Ia menyebut banyak yang harus dilakukan agar geopark yang tengah diperjuangkan masuk UGGp. Tentu yang terpenting dan utama adalah dukungan dari semua pihak (penthahelix), pemerintah, warga, akademisi, dunia usaha dan media.
“Tanpa dukungan penthahelix, sulit mewujudkan hal tersebut. Namun dukungan pemerintah menjadi sangat penting, karena dialah pemangku kebijakan yang bisa menjadikan program dan kegiatan kita menjadi terukur dan terarah,”terang wanita berkaca mata itu.
Memperkuat Kerja Sama
Prahardini mengaku, di awal-awal memperjuangkan Geopark Ijen tidaklah mudah. Sebab, pemerintah daerah belum sepenuhnya membuka pintu. Masyarakat masih sangat minim pengetahuan tentang apa Geopark? Namun perlahan perjuangan ini menuai hasil.
“Awalnya kita disuruh mengikut Musrenbang RKPD, di situ kita dipersilakan untuk mempresentasikan apa itu Geopark. Dari situ pemerintah mulai terbuka. Masyarakat juga semakin banyak yang tahu apa itu Geopark. Pada 2018 kita masuk Geopark Nasional, dan September 2023 akhirnya masuk UGGp,”jelas Prahardini.
Menurut Prahardini, untuk bisa masuk UGGp, hal yang perlu dilakukan adalah memperkuat lagi kerja sama dengan berbagai pihak (penthahelix). Termasuk kerja sama dengan lembaga pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi. Dengan Pokdarwis, penggiat wisata, LSM, pengusaha, UMKM, media, serta penggiat media sosial dan lain-lain.
“Kita memang butuh banyak sosialisasi ke masyarakat tentang Geopark. Harus diakui kita sendiri diawal itu, pengetahuan masyarakat masih sangat minim sekali tentang Geopark. Mereka nggak tahu geopark itu apa? Makanya sosialisasi harus digencarkan agar Geopark lebih familiar di masyarakat,”ucapnya.
Prahardini menyarankan, perlu strategi komunikasi yang matang, perlu banyak diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan. Perbanyak papan informasi tentang geopark di berbagai titik dan media sosial.
Bahkan di semua destinasi wisata juga perlu diberi papan informasi tentang geopark. Di sekolah juga perlu disisipkan materi pelajaran tentang geopark.”Misalnya, di pelajaran matematika, bisa dibuat pertanyaan: berapa jarak dari Geosite X ke Pulau Merah?, dan lain-lain,”terangnya.
Dari diskusi terungkap bahwa daya tarik Geopark Ijen adalah pada keunikan geologi, biologi, budaya dan fenomena blue fire yang telah mendunia.
Para peserta press tour juga mengunjungi beberapa objek geopark Ijen seperti kawasan hutan De Djawatan Benculuk, Banyuwangi, yang terkenal karena areanya penuh ditumbuhi pohon-pohon trembesi raksasa berusia ratusan tahun, yang memberikan sejuk, dan magis. Air terjun Jagir yang mempesona, serta Kawasan kawah Ijen dengan blue firenya
Komper Wardopo