KUDUS (SUARABARU.ID) – Harga gula pasir di wilayah Kabupaten Kudus kian tak terkendali. Hingga Rabu (22/11), harga gula pasir sudah menembus Rp 17.000 per kilogramnya.
Harga tersebutu jauh dari harga normal sebelumnya yang berkisar di angka Rp 14.000 per kilogram.
Plt Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Andi Imam Santosa mengatakan harga gula pasir memang terus mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir.
Kenaikan harga tersebut diduga akibat dampak Elnino yang melanda secara global serta belum masuknya gula impor ke Indonesia.
“Yang jelas ini dampak Elnino secara global. Ditambah lagi impor gula yang belum masuk ke tanah air,”kata Andi.
Menurutnya, berhentinya pasokan gula impor kemungkinan dilakukan untuk menjaga stabilitas politik jelang Pemilu. Ada upaya agar impor ini tidak dijadikan komoditas politik Pemilu.
Andi menambahkan, kenaikan harga gula pasir ini secara signifikan tidak terlalu menimbulkan dampak kepada masyarakat biasa.
Pasalnya, konsumsi gula masyarakat tentu tidak banyak seperti komoditas beras yang setiap hari dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan pokok.
Hanya saja, kenaikan harga ini tentu akan berdampak pada sektor industri makanan minuman serta pengusaha kuliner.
“Yang terkena dampak cukup signifikan tentu adalah pengusaha kuliner seperti minuman, roti atau produk lain yang membutuhkan banyak gula untuk bahan baku,”ungkapnya.
Andi menyampaikan, guna mengatasi kenaikan harga tersebut, Dinas Perdagangan akan menggelar pasar murah di sembilan kecamatan yang ada. Pasar murah ini dilakukan untuk memberi sentimen positif bagi pasar.
“Pasar murah ini akan menjual bahan pokok dengan harga subsidi yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap pasar,”tandasnya.
Selain itu, Andi juga akan berkoordinasi dengan distributor gula yang ada untuk lebih banyak melepas stok ke pasaran. Dengan demikian, harga eceran ke masyarakat bisa lebih di tekan.
Ali Bustomi