blank
Kegiatan Forum Sastra Jawa Tengah yang bertajuk Sarasehan Sastra dan Budaya: Nilai dan Kearifan Lokal dalam Naskah Jawa. Foto: Dok/BBPJT

SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menyelenggarakan kegiatan Forum Sastra Jawa Tengah yang bertajuk Sarasehan Sastra dan Budaya: Nilai dan Kearifan Lokal dalam Naskah Jawa.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di PUI Javanologi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, belum lama ini.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin mengatakan, Balai Bahasa memiliki program prioritas, yakni melaksanakan revitalisasi bahasa daerah, mengembangkan dan menguatkan literasi, serta menginternasionalkan bahasa Indonesia.

“Kalau kita berbicara tentang bahasa itu pasti di dalamnya ada sastra, meskipun itu adalah dua kajian yang berbeda. Substansi Forum Sastra yang bertajuk Sarasehan Sastra dan Budaya ini merupakan bentuk pelindungan bahasa dan sastra, meskipun berada di bawah pembinaan bahasa dan sastra. Adanya diskusi tentang kearifan lokal ini akan kami jadikan bahan untuk pembuatan dan penguatan konsep kegiatan kami,” ujar Syarifuddin saat membuka acara di PUI Javanologi UNS.

Diskusi Forum Sastra sendiri menghadirkan empat narasumber yang dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkan Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A, M.Phil. (UGM) dan Prof. Sahid Teguh Widodo, M.Hum., Ph.D. (UNS) sebagai narasumber dengan moderator Hary Sulistyo, S.S., M.A. Sementara itu, sesi kedua menghadirkan Bandung Mawardi dan Rendra Agusta sebagai narasumber dengan moderator Sri Lestari, M.Pd.

Sahid menyampaikan materi yang bertajuk ‘Model Konservasi Sosial dalam Serat Centhini’. Menurut Sahid, Serat Centhini merupakan salah satu karya sastra Jawa kuno yang paling terkenal pada abad ke-19.