BPBD Kebumen bersama unsur termasuk PMI melakukan simulasi gempa Selasa 31/10.(Foto:SB/Humas PMI Kbm)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – BPBD Kebumen bersama PMI Kebumen dan Japan Red Cross Society (JRCS) menggelar simulasi gempa bumi dan tsunami yang melibatkan 1.300 peserta di lapangan Tumbak Keris, Petanahan, Selasa (31/10).

Kegiatan diikuti dari delapan desa di pesisir selatan Kebumen. Meliputi Desa Jogosimo, dan Tanggulangin, Kecamatan Klirong. Kemudian Desa  Karanggadung, Tegalretno,dan petanaha Kecamatan Petanahan serta Desa Waluyorejo (Puring), dan Jladri (Buayan).

Peserta juga melibatkan tiga sektor pendidikan yakni MIN 3 Kebumen, SMPN1 Petanahan dan SDN 1 Munggu Petanahan.

Simulasi bencana gempa dan tsunami di lapangan Tumbak Keris Petanahan, Kebumen.(Foto: SB/Humas PMI Kbm)

Kegiatan tersebut juga melibatkan unsur TNI, Polri, Basarnas, Pos Lanal, BPBD, PMI, Japan Red Cross Society (JRCS), OPD, BMKG, sukarelawan dan potensi SAR. Kemudian dari unsur fasilitas kesehatan diikuti beberapa rumah sakit dan Puskesmas

Selama kegiatan menyimulasikan telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8 ,7 SR Pukul 9.35 dengan kedalaman 10 kilometer. Masyarakat pun berlarian dan berlindung untuk menyelamatkan diri hingga dilalukan evakuasi.

Selama simulasi menunjukkan bagaimana kesiapsiagaan seluruh fungsi mulai dari Basarnas, tenaga kesehatan, hingga keamanan teruji.

Pj. Sekda Kabupaten Kebumen Aden Andri Susilo mengatakan, wilayah Kabupaten Kebumen memiliki risiko bencana yang cukup tinggi. Termasuk bencana gempa bumi, tsunami serta likuefaksi atau tanah ambles. Pasalnya Kebumen berada di pesisir selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Masyarakat Siap Siaga

Pj Sekda berharap, melalui simulasi masyarakat siap dan siaga ketika sewaktu-waktu terjadi bencana. Dengan demikian dampak bencana dapat diantisipasis serta meminimalkan korban jiwa.

”Jadi dengan simulasi ini diharapkan masyarakat lebih siap dan sigap dan bisa mengantisipasi ketika bencana sewaktu- waktu terjadi. Karena Kebumen termasuk wilayah rawan akan bencana seperti gempa, tsunami, banjir, tanah longsor dan lainya,’’ujar Aden.

Sementara it, Ketua PMI Kebumen Sabar Irianto mengungkapkan, kolaborasi antara PMI Kebumen dengan Palang Merah Jepang/JRCS (Japan Red Cross Society) telah berlangsung selama kurang lebih 4 tahun untuk membina dan mengedukasi masyarakat di pesisir Kebumen. Utamanya dalam kesiap siagaan bencana seperti gempa dan tsunami.

“Maka sekarang saatnya disimulasikan. Apakah mereka siap atau tidak. Dengan adanya simulasi ini, nanti akan bisa dievaluasi. Kira-kira masyarakat Kebumen khususnya di pesisir, seberapa jauh kemampuannya untuk mengurangi risiko bencana,”jelas Sabar.

Mengenai peran Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat), pihaknya merasa yakin bahwa Sibat telah memahami dan bisa dalam merespons ketika terjadi bencana

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kebumen Haryono Wahyudi mengatakan, kegiatan simulasi yang digelar bertujuan untuk menguji dokumen rencana kontigensi yang telah disusun dan menguji kesiapsiagaan pemerintah serta masyarakat ketika terjadi bencana.

“Hari pertama kegiatan TTX (Table Top Exercise) dilanjutkan dengan gladi posko CPX (Command Post Exercise) serta gladi lapang FTX (Field Training Exercise),” kata Haryono Wahyudi sehari sebelum pelaksanaan simulasi.

Komper Wardopo