Untuk menggali potensi yang ada, lanjut Lurah Kuningan, tentunya dibutuhkan kerja tim, yang melibatkan unsur masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat, yang ada di 11 RW dan 88 RT di wilayah yang dipimpinnya.
“Ya untuk mewujudkan keinginan itu (mengubah image negatif menjadi positif), Saya sebagai Lurah tidak bisa kerja sendiri ya, tanpa adanya RT dan RW serta kelembagaan yang ada. Saya berharap guyub rukun, kita kerja Tim, sekiranya apa yang perlu dikembangkan di kelurahan ini, sekiranya apa yang perlu dikembangkan di kelurahan ini dan diibutuhkan Tim Solid yang melibatkan semua kelembagaan yang ada (di Kelurahan Kuningan) agar ke depan Kelurahan Kuningan bisa lebih maju lagi,” jelasnya berharap.
Dikatakan pula oleh Andi Widjanarko, bahwa di wilayahnya terkait kemiskinan ekstrem tercatat nihil atau tidak ada, sedangkan angka stunting tercatat ada sebanyak 19 anak stunting, namun tetap terus diupayakan untuk segera diatasi dengan berbagai program, agar target zero stunting tahun 2024 dapat tercapai.
“Untuk kemiskinan ekstrem di wilayah (kelurahan) Kuningan datanya tidak ada. Seperti arahan Ibu Wali juga, kalau bisa kemiskinan ekstrem ditekan, kalau bisa tidak ada. Kebetulan di wilayah Kuningan ini tidak ada. Cuma memang, masih ada data-data yang masuk dalam data DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial), ada sekitar 3.000 KK dengan 8.000 jiwa, dari jumlah sekitar 14 ribu KK,” urainya.
Sedang untuk penanganan stunting di kelurahan Kuningan, diupayakan dengan partisipasi aktif pemberdayaan CSR (corporate social responsibility) yang ada di wilayah Kelurahan Kuningan, agar target zero stunting tahun 2024 mendatang tercapai.
Absa