blank

Mahasiswa Farmasi Unissula didorong untuk adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Hal itu diungkapkan oleh Dosen Fakultas Farmasi Unissula Windi Susmayanti MSc (24/10/2023). Hal itu dilakukan melalui berbagai cara salah satunya dilakukan melalui kuliah tamu menghadirkan Kepala BPPOM Semarang Apt Lintang Purba MSi pada (12/9/2023). Menurut Lintang Purba perkembangan teknologi memberikan dampak positif bagi apoteker dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih efektif dan efisien.

Namun apoteker harus bisa menyesuaikan terhadap kemajuan era digital. Era digital akan memberikan banyak kemudahan namun juga tantangan sehingga membutuhkan banyak penyesuaian yakni. Pertama akan menimbulkan keterbatasan peluang pekerjaan bidang farmasi sehingga memaksa para apoteker harus memikirkan inovasi dalam pelayanan kesehatan.

Kedua, perubahan regulasi yang menuntut apoteker harus memantau dan memahami dengan baik sehingga akan terhindar dari kesalahan dalam praktik farmasi. Ketiga, perkembangan teknologi akan mempengaruhi praktik farmasi dan model bisnis Kesehatan sehingga harus menggikuti dan menggunakan secara efektif dalam praktek professional mereka.

Keempat, peran apoteker memberikan informasi dan konsultasi yang akurat lengkap mengenai penggunaan obat, efek samping terhadap masyarakat atau pasien. Tantangan tersebut menjadikan kualitas apoteker di masa depan  yang penuh harapan peningkatan kualitas pelayanan, pengelolaan manajemen obat serta hubungan dengan pasien dalam mengembangkan peran sebagai konsultan.

Lintang Purba juga memberikan gambaran solusi menghadapi tantangan tersebut. Mulai dari mahasiswa farmasi dapat belajar dan berperan sosial serta edukasi. Apoteker harus melakukan peningkatan keahlian dan kemampuan apoteker dengan mengikuti sertifikasi spesialis keahlian klinis dan bidang farmasi. Pengembangan karir dengan mengikuti pelatihan komunitas professional dan peningkayan kemampuan komunikasi agar informasi  mudah dipahami dengan jelas oleh pasien. “Selain itu, apoteker juga memberikan inovasi pada produk obat, proses dan layanan melalui teknologi”, ungkapnya.

Adanya teknologi yang semakin maju sangat bermanfaat, apoteker dapat mengunakan untuk menjaga kerahasian pasien, meningkatkan kepatuhan pemakaian obat, memudahkan layanan kesehatan. Sekarang ini sudah muncul aplikasi seperti pharmacy robot untuk mengelola stok obat dan menyelesaikan tugas administrasi. Demikian pula Medicine Reminder di Smartphone untuk mengingatkan pasien jadwal minum obat sesuai dengan resep. Online prescription App digunakan pasien bisa membeli obat melalui online, dan barcode  scanner digunakan untuk mendeteksi kode obat sehingga memudahkan pengelolaan stok dan pengiriman obat.

“Apoteker perlu beradaptasi dengan cepat dan menggunakan teknologi untuk meninggkatkan kuliatas pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada pelanggan. Adaptasi bisa dimulai sejak menjadi mahasiswa farmasi dengan belajar dan menginovasi diri terhadap perkembangan teknologi terhadap bidang farmasi”, Pungkas Lintang Purba.