Peringatan Pertempuran 5 Hari di Semarang dipusatkan di depan Museum Mandala Bakti sekitaran Tugu Muda Kota Semarang, Sabtu (14/10/2023) malam. (ist./doc.humas)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menghadiri acara Peringatan Pertempuran 5 Hari di Semarang yang digelar di kawasan Tugu Muda, Sabtu (14/10/2023) malam.

Dalam sambutannya, Sumarno mengingatkan kepada semua pihak agar tetap menjaga kebersamaan dan gotong royong menghadapi tahun Politik.

Sebab,  pesta demokrasi yang akan digelar tahun depan mensyaratkan keamanan dan ketertiban, sehingga  penting untuk dijaga bersama.

“Di tahun-tahun politik ini yang jauh lebih penting adalah keguyuban,” katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, hal-hal yang berpotensi mengancam persatuan dan kedamaian harus dihindari.

“Hiruk pikuk itu ada, tapi nilai persatuan yang dicontohkan para pahlawan itu harus benar-benar diterapkan,” kata Sumarno.

Menurutnya, peringatan Pertempuran 5 Hari di Semarang menjadi momentum untuk mengenang sekaligus mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan,  semangat gotong royong, dan kebersamaan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan damai.

“Tentu saja yang jauh lebih penting adalah nilai-nilai kepahlawanan itu bisa diimplementasikan sekarang,” katanya.

Saat ini, Sumarno menjelaskan, perjuangan tidak hanya melawan penjajah, tapi berjuang dalam meningkatkan kesejahteraan dan keamanan.

Hal-hal yang disampaikan oleh Sumarno tersebut juga tertulis dalam amanat Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana.

Amanat itu dibacakan oleh Sumarno di hadapan peserta upacara dan ribuan masyarakat yang memenuhi kawasan Tugu Muda Kota Semarang.

Dalam amanat itu, Pj Gubernur Jawa Tengah berpesan bahwa Pertempuran 5 Hari di Semarang merupakan peristiwa sejarah yang menandai  perjuangan warga Semarang dan Indonesia dalam bersama-sama mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa itu terjadi pada 14-18 Oktober 1945. Para pahlawan bersatu memperjuangkan kemerdekaan melawan penjajah Jepang.

Saat itu, para pahlawan bertarung untuk hak dasar keadilan dan kebebasan yang akhirnya dapat  dinikmati hingga kini.

“Semangat ini harus tetap kita jaga. Kebersamaan dan gotong royong adalah landasan yang kokoh bagi masyarakat yang adil dan damai,” kata Sumarno saat membacakan amanat Gubernur.

Sementara Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan, perjuangan saat ini adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berupaya mewujudkan cita-cita Indonesia Emas pada tahun 2045.

“Untuk itu seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, harus bersama bersatu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di masyarakat,” katanya.

Hery priyono