GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Baru-baru ini terjadi kasus seorang guru dibacok oleh muridnya di daerah Demak, Jawa Tengah. Kejadian ini sangat mengagetkan, bagaimana mungkin ada jika seorang siswa nekat membacok gurunya.
Dra Tjiptati Noegrahani MA, psikolog di RSUD Dkter R. Soedjati mengatakan, kasus tersebut bisa dibedakan antara kenakalan remaja atau kriminalitas remaja.
Menurutnya, tindakan kejahatan juga dapat dibedakan dari siapa pelakunya. “Misal perbuatan mencuri tidak akan sama tuntutan hukumnya antara pelaku orang dewasa (cukup umur menurut Undang-Undang) atau jika pelakunya anak-anak (belum cukup umur menurut UU),” ujar Tjiptati yang akrab disapa Tetty ini.
Bila pelakunya dewasa bisa disebut kejahatan, sedangkan apabila pelakunya anak-anak disebut kenakalan. Menurut Tetty, kenakalan remaja terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Ada lima hal yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi di lingkungan masyarakat.
“Pertama krisis identitas, sebab di usia remaja adalah usia mengalami masa peralaihan dari anak ke dewasa dan fase ini akan banyak sekali perubahan yang dialami, baik fisik, sosial, dan psikologis,” ujar Tetty.
Pada usia ini anak sangat ingin mendapatkan pengakuan dan identitas peran dari lingkungannya, namun kadang salah dalam mencari pengakuan itu sendiri.
Psikolog yang sehari-harinya melayani di RSUD dr Soedjati Purwodadi ini membeberkan tentang faktor penyebab kenakalan remaja.
Kedua, kontrol diri yang lemah biasanya akan kesulitan membedakan perilaku yang dapat diterima dan atau yang tidak dapat diterima oleh masyarakat juga mempengaruhi kenakalan remaja.
“Selain itu, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua maupun keluarga juga turut mempengaruhi adanya kenakalan remaja. Fungsi orang tua maupun keluarga tidak berjalan dengan baik sesuai peranannya akan mengakibatkan anak tidak mendapatkan pendampingan atau bimbingan yang diperlukan,” ujar Tetty.
Yang keempat, tambah Tetty, kurangnya pemahaman agama. “Orang tua perlu memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak sedari dini, sehingga anak punya pegangan spiritualitas terhadap apa yang akan dilakukan,” jelas Tetty.
Tetty menjelaskan, faktor terakhir yakni lingkungan keluarga dan teman sebaya sepermainan atau yang disebut peer group juga berpengaruh pada kenakalan remaja.
“Jika lingkungan tersebut tidak sehat, maka akan memberikan peranan penting bagi perkembangan remaja, termasuk perkembangan sosialnya di Masyarakat,” ujar Tetty.
Tya Wiedya