blank
Pimpinan Cabang JQH NU Kendal menggelar ‘Ngaji Bareng’ Pembinaan Tahfizh dan Mudarasah Qira’ah Sab’ah, di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kwangsan, Magelung Kaliwungu Selatan, Kendal. Foto:Dok/Tim Humas

Sedangkan bagi kalangan awam, kegiatan ini bermanfaat agar mereka mengetahui imam siapa yang mereka ikuti ketika membaca alquran setiap hari di sela-sela kesibukannya. Sehingga, mereka tidak heran ketika suatu saat pergi haji atau umroh dan mendengar di sampingnya orang yang membaca alquran dengan bacaan-bacaan mereka sehari-hari.

Pemateri Qiraah Sab’ah, KH. Abdul Hakim Al Hafidz dalam kesempatan tersebut mengenalkan kaidah-kaidah membaca quran dari para 7 imam qiraat yang yang berbeda, bersumber Kitab Faidhul Barakat karya KH Arwani Amin al-Hafidz dari Kudus.

Pemateri, KH. Abdul Hakim Al Hafidz bersama peserta Ngaji Bareng Pembinaan Tahfizh dan Mudarasah Qiraah Sab’ah.

Ketujuh imam tersebut adalah Imam Nafi’ bin Abdurrahman (w. 169 H), Imam Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Imam Abu Amr, Zabban bin Al-Ala’ Al-Bashriy (w. 154 H), Imam Abdullah Ibnu AmirAl-Syamiy (w. 118 H), Imam Ashim bin Abi Al-Najud Al-Kufiy (w. 128 H), Imam Hamzah bin Al-Zayyat (w. 156 H), dan Imam Ali bin Hamzah Al-Kisa’i (w. 189 H).

“Ketujuh imam qiraat di atas ternyata mempunyai cara baca terhadap lafazh-lafazh dalam Alqur’an berbeda-beda, sebagaimana diperkenalkan turun-temurun oleh para muridnya (para perawinya) hingga kita dengar sekarang ini,” tutur KH. Abdul Hakim Al Hafidz

Sebagai pengenalan, orang awam mungkin dapat mengakses bacaan murottal Syaikh Mahmud Khalil al-Husary yang ada di berbagai media digital.

“Meski demikian harus tetap berguru kepada ahlinya yang bersanad dan nyambung hingga nabi,” lanjutnya.