blank
Tanaman jagung di Kabupaten Blora yang siap panen. Foto: Kudnadi Saputro
BLORA (SUARABARU.ID) — Saat panen raya Jagung di Desa Bakah, Kecamatan Kunduran, Bupati Blora  dibuat kagum, dengan menggunakan bibit varietas Hibrida NK 212, hasilnya berukuran jumbo dan produksinya bisa mencapai 9,53 ton/hektar.
Menurut Plt. Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman, SP., MMA., mengatakan bahwa jenis jagung tersebut sudah ditanam di beberapa Kecamatan di Blora. Tidak hanya di Kunduran, namun juga di Kecamatan lainnya seperti Todanan, Jati, Banjarejo, Ngawen.
“Pak Bupati, ini adalah jagung varietas hibrida NK 212, tahan air (tidak butuh banyak air), dan hasilnya bagus. Dapat menghasilkan jagung sampai 9,53 ton pipilan kering panen per hektar. Dengan harga Rp 4400,00 per kg kering panen. Menguntungkan bagi petani,” ungkap Ngaliman.
Bersama Plt. Kepala Dinas DP4 Blora,  Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP., M.Si.,  turun langsung ke sawah bersama para PPL dan petani untuk memetik jagung yang telah mengering dan siap dipipil.
“Semoga hasil panen ini bisa dicontoh petani lainnya. Tadi saya minta hitung, hasil per hektarnya bisa capai Rp 41,9 juta. Blora ini menjadi daerah penghasil jagung terbesar di Jawa Tengah,  kedua setelah Grobogan. Tahun 2022 kemarin Blora mampu memproduksi jagung sebanyak 429 ribu Ton. Jadi potensi yang luar biasa,” ucap Bupati Blora
di sela-sela mengikuti panen raya jagung itu,  Rabu sore, (30/8/2023).
blank
Plt. Kepala DP4 Kabupaten Blora, Ngaliman, SP., MMA., bersama Bupati Blora dan petani, memanen jagung di Desa Bakah, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.  Foto: Kudnadi Saputro Blora
Di tengah ribuan pohon jagung tersebut, Bupati Blora merasa kagum dengan ukuran jagung yang bisa dibilang berukuran jumbo. Padahal pengairannya tidak banyak membutuhkan air.
Bupati Blora pun menyambut baik hasil panen jagung di Desa Bakah itu.
“Semoga kedepan produksi semakin naik dan kita upayakan ada investor yang ke Blora. Tidak hanya diambil jagung isinya saja, namun juga mungkin pengolahan untuk pakan ternak dan yang lainnya,” harap Bupati Blora.
Tidak Perlu Ngocori
Bupati Blora meminta para penyuluh pertanian mulai mendampingi untuk  pengembangan pertanian organik.
“Agar petani lebih mudah dalam memperoleh dan memproduksi pupuk. Mengingat pupuk kimia bersubsidi semakin dikurangi oleh Pemerintah Pusat,” pinta Bupati Blora.
Sementara, salah satu petani,  Budianto menjelaskan bahwa menanam benih NK 212 tahun ini lebih memuaskan.
“Panen jagung kali ini  memuaskan, tahun kemarin tidak ada panenan jagung karena banjir. Dengan bibit NK 212,  cara perawatannya mudah, pupuknya mudah, kebutuhan airnya hanya sekali penyiraman saat jagung mau isi. Tidak perlu  ngocori,” ucap Budianto.
Kudnadi Saputro