PACITAN (SUARABARU.ID) – Kabupaten Pacitan, Jatim, menggelar festival tari tradisional Kethek Ogleng. Festival ini, digelar di Alun-alun Kabupaten Pacitan dan diikuti oleh sebanyak 19 kelompok tari dari satuan pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Sabtu (26/8), ikut hadir menyaksikan festival tersebut. Orang pertama di Kabupaten Pacitan ini, memberikan apresiasi atas terselenggaranya festival Kethek Ogleng.
Festival Kethek Ogleng yang pesertanya berusia belia dari para pelajar dari jenjang SD/MI ini, bertujuan untuk melestarikan kesenian Kethek Ogleng sebagai tarian khas asli Kabupaten Pacitan. Agar Kethek Ogleng mewaris pada generasi muda, sebagai bentuk kesinambungan pelestarian budaya. Sekaligus ini menunjukkan sebagai potensi wisata budaya di Kabupaten Pacitan.
Para pelajar SD/MI yang mengikuti festival, tampil luwes menarikan Tari Kethek Ogleng. Gerakannya lincah dan mampu memunculkan manuver beragam gerakan atraktif, serta sinergi dengan nada irama musik gamelan yang mengiringinya.
Penampilan peserta festival, mampu memukau massa penonton yang memadati Alun-alun Kabupaten Pacitan, termasuk hadirin para tamu undangan dari kalangan pejabat, budayawan dan tokoh seni.
Warisan Budaya
Tari Kethek Ogleng Pacitan, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) pada Tahun 2019.
Kethek Ogleng, diciptakan oleh seniman Sutiman yang asli Pacitan. Seniman Sutiman, pada Tahun 1962 terinspirasi dari perilaku kethek (kera) yang ada di hutan sekitar rumahnya. Dari inspirasi itu, kemudian dia ciptakan tarian yang gerak-geraknya menirukan ulah kera, yang lincah dan jenaka.
Tarian yang menirukan gerakan kera tersebut, kemudian dibakukan sebagai Tari Tradisional Kethek Ogleng. Tarian ini, menjadi seni budaya asli Pacitan dan sekaligus sebagai ikon budaya bagi kabupaten berjuluk Paradise of Java tersebut.
Bambang Pur