blank
Sosialisasi pengelolaan ternak yang baik dilakukan beberapa hari lalu. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), Retno Rusdjijati, hari ini menuturkan, pengabdian kepada masyarakat merupakan muara dari pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi. Karena dari dua darma berupa pendidikan dan penelitian, harus dapat dimplementasikan untuk membantu masyarakat dalam menanggulangi permasalahan yang dihadapi.

Terkait dengan hal tersebut, Unimma dan Universitas Tidar (Untidar) Magelang berkolaborasi melakukan kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang merupakan hibah dari Dirjend Pendidikan Tinggi, Riset, dan Tekonologi Kemdikbudristek tahun 2023.

Disebutkan, kegiatan yang diberi nama: Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Green Economy itu melalui pengembangan usaha ternak domba bergulir dilaksanakan di Desa Tempursari, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.

Selebihnya dijelaskan, alasan pemilihan lokasi itu karena Desa Tempursari telah menjadi dampingan Unimma dan Untidar sejak tahun 2020 hingga 2022 melalui Program Kemitraan Wilayah (PKW). Selain itu di Desa Tempursari ada seorang peternak muda yang sukses. “Kami berharap warga desa juga mengikuti jejaknya,” harapnya.

Disebutkan pula, pada akhir kegiatan PKW tahun 2022, sebanyak empat warga desa diberikan bantuan delapan ekor domba bunting. Setelah delapan bulan domba-domba tersebut telah menghasilkan 16 ekor anak dan saat ini lima ekor induk sudah bunting lagi.

Retno Rusdjijati yang merupakan ketua PKM, mengatakan, kegiatan PKM itu bertujuan melanjutkan usaha ternak domba tersebut dengan menggunakan konsep ternak bergulir, sehingga dari empat peternak di awal bisa berkembang menjadi lebih banyak peternak dan dapat menjadi usaha yang dapat menambah penghasilan keluarga.

Sosialisasi

Dikemukakan pula, hal itu juga telah disampaikan pada saat sosialisasi cara budidaya domba yang sehat dan penentuan harga pokok penjualan (HPP) domba pada Sabtu (19 Agustus 2023) di warung sate Tempoer, Desa Tempursari. Mohamad Haris Septian dari Untidar sebagai narasumber menyampaikan kepada lima orang peternak yang hadir bahwa usaha budidaya domba 70% ditentukan oleh kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. Selama ini peternak hanya mengandalkan rumput yang diperoleh dari sekitar melalu cara ngarit (mencari rumput menggunakan sabit).

Ternyata pakan itu belum cukup untuk menghasilkan kualitas domba yang baik. Haris menyarankan ditambah dengan bahan-bahan pakan yang mengandung protein tinggi seperti tanaman yang termasuk jenis kacang-kacangan (sentocema, lamtoro, kelor, gamal, indigofera) atau limbah olahan pangan seperti sisa rendaman kedelai dari industri tempe atau ampas tahu.

Juga perlu pakan tambahan berupa mineral blok untuk hasil yang optimal. Penyediaan pakan domba dengan cara ngarit tersebut, ternyata tidak pernah diperhitungkan oleh para peternak dalam menentukan harga jual domba. Padahal dalam sehari, peternak bisa ngarit tiga kali.

Veni Soraya Dewi yang merupakan tim PKM dari Unimma dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan kepada para peternak bahwa dalam menentukan HPP, seluruh komponen harus dihitung termasuk tenaga kerja dan penyusutan kandang. Jadi, kalau peternak menjual anak domba umur empat bulan seharga Rp 950 ribu belum memperoleh keuntungan maksimal.

Permasalahan tersebut diatasi dengan berbagai strategi, seperti yang disampaikan Agus Suprapto anggota tim PKM dari Untidar, bahwa peternak tidak perlu ngarit, tetapi membudidayakan sendiri pakan hijauan di pekarangan rumah. Dengan demikian waktu yang digunakan untuk ngarit dapat diperpendek dan dapat diperoleh pakan yang berkualitas. Strategi yang lain, peternak tidak perlu menunggu anak domba hingga empat bulan baru dijual.

Padahal Sochif Setiawan yang merupakan peternak besar di Desa Tempursari akan membeli anak domba yang sudah putus ASI.
Akhir kegiatan sosialisasi yang juga melibatkan tiga orang mahasiswa Unimma dan seorang mahasiswa Untidar itu disepakati bahwa masing-masing peternak menyiapkan kandang yang representatif karena dua minggu ke depan akan diberikan bantuan domba yang sudah bunting. Acara tersebut dibarengkan dengan pelatihan pembuatan pakan fermentasi yaitu silase, serta pengolahan pekarangan untuk budidaya tanaman pakan.

Eko Priyono