Oleh : Hadi Priyanto
Saya sungguh terkejut ketika Minggu (6/8-2023) siang mendapatkan kabar bahwa Junichi Tanimoto meninggal dunia. Padahal sekitar sepuluh hari sebelumnya saya masih berkomunikasi dengan beliau melalui pesan WhatsApp terkait rencana saya untuk menerbitkan buku Tubanan Desa Energi, Legenda, Mitos dan Sejarahnya.
Saat itu saya menanyakan tentang sejarah PLTU Jawa 4 atau yang lebih dikenal dengan unit 5 dan 6 yang belum banyak saya ketahui. Namun saya saya diminta menghubungi pimpinan PT Bhumi Jati Power di Jepara. Saran itu belum saya lakukan hingga beliau wafat.
Saat saya bertemu terakhir dengannya di ruang tamunya yang dipenuhi alat musik pada tanggal 20 Mei 2023 sore ia bercerita bahwa akan pulang ke negaranya bulan Februari 2024 dan tidak akan kembali lagi “Saat itu usia saya 70 tahun,” ujarnya sambil tertawa. Seperti biasanya ia menyodorkan rokok kesukaannya kepada saya.
Sore itu ia secara khusus ia mengundang saya untuk mampir kerumahnya.Ia minta maaf tidak bisa menyaksikan pagelaran wayang orang yang malam harinya akan kami gelar di Gedung Wanita Jepara. “Saya atas nama pribadi mendukung,” ujarnya sembari menyedot rokoknya dalam-dalam.
Ternyata cerita bahwa ia akan pulang ke negaranya pada Februari 2024 juga disampaikan Junichi Tanimoto saat bertemu dengan Hendro Martojo, mantan Bupati Jepara bulan Mei 2023 lalu. “ Almarhum menyampaikan bahwa ia akan kembali ke negaranya karena tugasnya telah selesai,” ujar Hendro Martojo. Beliau orang yang baik, tambahnya.
Junichi Tanimoto sejak tahun 2000 bekerja di PLTU Tanjung Jati, saat mulai dibangunnya kembali PLTU Tanjung Jati yang sempat berhenti karena resesi. Ia memiliki tugas yang penting sebagai Site Manajer Sumitomo Corporation. Terakhir ia menjabat sebagai Project Advisor JOSW ( Sumitomo Corp Wasamitra Engineering JO) sbg EPC Contractor Pembangunan TJB#5&6
Menurut saya, pria berkebangsaan Jepang ini adalah perantara budaya antar bangsa yang baik. Setidaknya dari sejumlah even yang pernah digelar di alun-alun Jepara ia bersedia mendukung dan terlibat langsung. Pada tahun 2010 ia pernah bermain dalam ketoprak Spektakuler dengan cerita Ratu Kalinyamat.Ia mendapatkan peran sebagai penasehat ratu bersama Bupati Jepara Hendro Martojo dan Muspida waktu itu.
Ia juga bersedia unjuk kebolehananya dalam pagelaran musik dengan genre Blues dialun-alun Jepara tahun 2012 berkolaborasi dengan musisi lokal. Ia sangat piawai memainkan melodi hingga mendapatkan aplous dari penonton yang memadati alun-alun.
Saat Opera Lirik untuk Ayunda yang digelar dihalaman belakang rumah dinas Bupati Jepara dalam rangka peringatan Haul RA Kartini ke – 115 pada tanggal 16 September 2023 beliau juga menyaksikan hingga paripurna.
Terakhir ia juga mendukung dan terlibat dalam pagelaran ketoprak Jepara Bangkit dengan cerita Rainha de Japora. Pada pegelaran ini ia juga menjadi salah satu penesehat Ratu Kalinyamat bersama Pj Bupati Edy Supriyanta, Dandim 0719 Jepara M. Husnur Rofiq, Kapolres Jepara Warsono, Ketua DPRD Haizul Ma’arif dan Sekda Edy Sujatmiko.
Dari sejumlah perjumpaan dengan Junichi Tanimoto ia adalah pribadi yang menyenangkan dan mampu membangun komunikasi dengan meninggalkan sekat-sekat budaya dan bahkan kedudukannya sebagai seorang pimpinan dilingkungan perusahaan sekelas PLTU Tanjung Jati. Ia sangat menghargai budaya dan sejarah lokal Jepara. Juga lingkungan ia berada.
Ia konsisten dan sangat disiplin. Hampir setiap latihan ia datang tepat waktu. Ia juga sabar menunggu latihan, bukan hanya dalam hitungan menit tetapi jam hingga kadang ia tidur di dalam mobilnya.
Minggu ( 6/8-2023) siang Junichi Tanimoto telah menghembuskan nafas terakhirnya di sebuah rumah sakit di Jepara. Padahal Sabtu sore ia masih tenes yang menjadi olahraga kesukaannya.
Perantara budaya itu kini telah tiada, lebih cepat dari yang dikatakannya. Ia akan pulang ke negaranya pada Februari 2024. Namun ajal menjemputnya lebih cepat. Rencananya Senin (7/8-2024) besok jazadnya akan diterbangkan ke negeri Sakura.
Selamat jalan Tani San, selamat kembali pulang ke negeri leluhurmu