JEPARA (SUARABARU.ID) – Gagasan Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan untuk membangun Kampung Kartini Tangguh mendapatkan tanggapan sejumlah aktivis perempuan Jepara. Sebab ia mencoba mengurai persoalan-persoalan sosial dan bahkan hukum dengan pendekatan budaya yang menggunakan basis gerakan gagasan dan spirit RA. Kartini. Sebab menurut Kapolres Jepara, RA Kartini adalah kekuatan absolud dan kultural masyarakat Jepara. Karena itu SUARABARU.ID mencoba menurunkan sejumlah tanggapan dari perempuan Jepara. (Redaksi)

DENY ANA I’TIKAFIA, SP,MM : Gagasan Kampung Kartini Tangguh adalah gagasan yang cemerlang dari Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho. “Beliau menggunakan kekuatan kultural sebagai sebuah pendekatan untuk mengurai persoalan sosial dan bahkan hukum di Jepara yang trend nya semakin meningkat, ” ujar Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jepara , Deny Ana I’tikafia.

Kampung Kartini Tangguh yang basis gerakannya adalah gagasan dan spirit RA Kartini sebagai icon menurut Deny Ana I’tikafia yang juga menjabat sebagai ketua koordinator Divisi Lingkungan Hidup LLHPB PWA Jateng,sangat tepat. “Sebab jika hanya mengandalkan pendekatan hukum, terbukti tidak mampu mengerem laju persoalan sosial yang berhimpitan dengan hukum seperti KDRT, narkotika dan juga kenakalan remaja,”ujarnya.

Menurut Deny Ana I’tikafia, Jepara yang memiliki panjang garis pantai 82 km juga tepat dikembangkan Kampung KarrtiniTangguh yang tentu tujuannya antgara lain untuk memberdayakan agar perempuan mandiri dan mampu mengelola potensi yang ada.

“Perempuan mandiri dapat tumbuh jika perempuan cerdas, trampil dan berkarakter seperti cita-cita RA Kartini,” ungkap Deny Ana I’tikafia yang juga menjabat sewbagai Kabid Usaha Peningkatan Mutu Hasil Perikanan (UPMHP) Dinas Perikanan Kab.Jepara.

Kompleksnya persoalan KDRT, Stunting, Perlindungan Anak memang perlu dilakukan pendekatan budaya. “Perlu pendampingan penguatan mental agar menjadi perempuan tangguh menghadapi apapun cobaan yag menimpa dan kuat menghadapi kenyataan hidup yang tidak semakin mudah,”tuturnya

Karena orang-orang yang akan terlibat dalam gerakan Kampung Kartini Tangguh perlu mendapatkan pembekalan agar memahami gagasan RA Kartini, konsep dan arah gerakan hingga kegiatan yang akan dilakukan

Ia mengusulkan Kampung KartiniTangguh ini nantinya juga melakukan pembinaan secara khusus kepada remaja dan pemuda. Sebab kelompok usia ini perlu dikuatkan hingga melek terhadap responsif gender.

Juga gerakan literasi, sangat perlu ditumbuhkan pada para generasi muda, agar sadar dan mengerti bahwa pria dan wanita setara dalam hal menuntut ilmu. Habis gelap terbitlah terang tidak hanya sebagai simbol bahkan slogan belaka.

Peran orang tua juga perlu ditingkatkan agar dapat mendidik putra-putrinya dengan baik dan benar. Bukan hanya memberi bekal materi harta benda yang dalam tenggang waktu sesaat akan lenyap begitu saja. “Berikan bekal berupa kail, bukan ikannya,” tuturnya.

Kampung Kartini Tangguh juga harus memberikan perhatian pada persoalan stunting. “Mengolah ikan hendaknya tidak asal memasak, tetapi harus terlihat menarik dan enak di makan agar anak gemar makan ikan hingga dapat tumbuh sehat dan cerdas,” ujar Deny Ana I’tikafia yang mengaku siap jika Aisyiah dilibatkan dalam gerakan ini

Hadepe