WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Tema perhelatan rangkaian peringatan Hari Jadi ke-198 Kabupaten Wonosobo tahun ini, yaitu “Cancut Taliwondo, Nyengkuyung Wonosobo Raharjo”.
Cancut Taliwondo memiliki arti bersegera berangkat mengerjakan tugas, atau Secara filosofis, cancut taliwondo memiliki makna ikut bekerja sama dengan segenap kemampuan yang dimiliki dan tidak hanya berpangku tangan.
Selaras dengan hal tersebut, sekitar dua setengah tahun terakhir, dibawah arahan Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati M Albar capaian prestasi dan penghargaan yang telah diraih Wonosobo sangat menggembirakan.
Pada tahun ini saja, berdasarkan data SSGI angka stunting di Wonosobo terus mengalami penurunan. Di mana pada tahun 2021, tercatat angka stunting di Wonosobo termasuk tertinggi di Jawa Tengah dengan prevalensi 28,1 persen, dan di tahun 2022 telah turun menjadi 22,7 persen.
Penurunan 5,4 persen tersebut menjadikan Wonosobo tidak lagi menjadi kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Jawa Tengah, atau turun di peringkat 12 di Jawa Tengah. Dan ditargetkan tahun depan angka stunting bisa turun lagi menjadi 14 persen, untuk menuju zero new stunting.
Bahkan atas capaian ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menegaskan, Wonosobo menjadi contoh penurunan stunting bagi daerah lain karena mampu menurunkan angka stunting sampai 5,4 persen.
“Wonosobo menjadi contoh hebat, karena mampu menurunkan angka stunting dari 28,1 persen pada 2021 menjadi 22,7 persen pada 2022,” ungkapnya, saat berkunjung di Wonosobo, Ahad, (21/5) guna menghadiri program edukasi bidan dan intervensi stunting.
Menurutnya, Wonosobo bisa menjadi best practice (praktik terbaik) dalam program penurunan stunting, mengingat penurunannya jauh di atas nasional. Dimana nasional hanya bisa turunkan 2,8 persen.
“Kenapa saya katakan menjadi best practice, karena Wonosobo punya wilayah geografis yang tidak semudah diperkotaan. Memang beberapa kota punya penurunan yang lebih dari lima persen tetapi kota jangkauannya lebih mudah, di sini wilayahnya bergunung-gunung,” tegasnya.
BUMN Award
Selain capaian atas penurunan angka stunting, awal tahun ini tepatnya Rabu, (4/4/2023) di Jakarta, PT BPR Bank Wonosobo (perseroda) juga berhasil menyabet 2 penghargaan sebagai Top BUMD Award 2023 Bintang 4 dan Top CEO BUMD Award 2023, yang diraih Direktur Utama Nani Tri Astuti.
Sedangkan, Perumda Air Minum Tirta Aji Wonosobo juga mendapatkan penghargaan sebagai Top BUMD Awards Bintang 5, meningkat dari predikat Bintang 4 tahun lalu.
Sementara itu, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat berhasil mempertahankan predikat Top Pembina BUMD Award 2022 pada kedua BUMD tersebut.
Di mana, Top BUMD Awards Predikat Bintang 4 menunjukkan pencapaian kinerja yang baik, kepemimpinan dan manajemen yang baik selaras dengan visi BUMD dan adanya inovasi dan memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi di daerah.
Sedangkan predikat Bintang 5 selain memenuhi kriteria Bintang 4, juga mensyaratkan penggunaan teknologi informasi dalam inovasi dan mampu serta layak untuk dijadikan contoh benchmark bagi BUMD lain.
Hal ini menandakan, Pemkab Wonosobo selalu mendukung penuh dan memacu setiap BUMD untuk dapat berprestasi serta mendorong kehadiranya berperan penting dalam pembangunan daerah dan perekonomian nasional.
Peran penting tersebut, di antaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membuka lapangan kerja dan mampu menyerap tenaga kerja.
Sementara itu, terkait pelaporan pengelolaan keuangan daerah, Pemkab Wonosobo tahun ini juga kembali mempertahankan capaian kinerja tahun sebelumnya, yaitu menerima penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI karena berhasil mengelola keuangan tahun anggaran 2022.
Penghargaan Paramesti
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau unqualified opinion adalah sebuah penilaian bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Di tahun ini pula, Pemkab Wonosobo juga mendapat penghargaan Paramesti dari Kementerian Kesehatan RI. Penghargaan Paramesti merupakan penghargaan yang diberikan Kemenkes kepada kabupaten/kota yang memiliki regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Kesehatan melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian penyakit tidak menular dr. Cut Putri Arianie diterima oleh Wakil Bupati Wonosobo BM Albar di Aula Siwabessy Gedung Prof. Sujudi, Kementerian Kesehatan RI di Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Penghargaan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh setiap tanggal 31 Mei yang tahun inu diperingati dengan tema Kami Butuh Makan, Bukan Rokok.
Selain itu semua, yang tidak kalah membagakan, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan Ketua TP-PKK Dyah Retno Sulistyowati menerima penghargaan “MANGGALA KARYA KENCANA”, yang merupakan penghargaan Pemerintah Pusat tertinggi melalui BKKBN kepada Bupati dan Ketua TP-PKK Wonosobo atas prestasinya membangun sektor kependudukan
Juga komitmen dan kepemimpinannya dalam menggerakkan program kependudukan, Keluarga Berencana, pembangunan keluarga serta mewujudkan Program Zero Stunting di Wonosobo.
Pada kesempatan yang sama, dr AI Suratman, SpOG, Subsp KFM Dokter Spesialis Obsgyn Konsultan Subspesialis Fetomaternal RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo juga menerima penghargaan “WIRA KARYA KENCANA” bidang Bangga Kencana 2023 oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam acara Gala Dinner Hari Keluarga Nasional Ke-30 yang diselenggarakan di Puri Agung Rumah Dinas Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Selasa, 4 Juli 2023.
Muharno Zarka