SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, kembali mengingatkan seluruh warga masyarakat luas tentang perlunya upaya gotong royong untuk menekan angka stunting.
Hal itu disampaikan wagub, usai meluncurkan Buku Pedoman Strategi komunikasi perubahan perilaku dan sosial Untuk pencegahan stunting oleh Universitas Diponegoro di Hotel Aston Inn Pandanaran Semarang, Kamis (20/7/2023).
Wagub menuturkan pemerintah telah mencanangkan berbagai program yang didesain melibatkan berbagai pihak untuk menurunkan angka stunting dan kemiskinan di Jateng. Salah satunya, adalah program Satu OPD Satu Desa Dampingan.
“Kita harus gotong royong, harus keroyokan, kita tidak mau bekerja sendiri. Semua OPD harus bersinergi. Kita punya program Satu OPD Satu Desa Dampingan, kita locuskan (detail) lagi mana permasalahan stunting atau kemiskinan,” kata Taj Yasin.
Taj Yasin menambahkan, pemerintah juga mencanangkan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng, Jo Kawin Bocah, sebagai upaya pencegahan stunting. Ia berharap program-program yang telah dibangun dapat direplikasi oleh pemerintah kabupaten/kota, khususnya yang menjadi zona miskin dan stunting.
Selain itu, upaya pencegahan stunting bagi remaja putri juga terus dilakukan. Salah satunya, adalah pemberian tablet tambah darah. Ia berharap kepala sekolah di Jateng bisa berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di wilayah masing-masing.
“Alhamdulillah program itu juga diaplikasi oleh pemerintah kabupaten kota garis miskin. Fokus kita penanganan 17 kabupaten kota yang ada stunting itu mengikuti metode kita,” imbuhnya.
Lebih jauh, wagub menilai buku Pedoman Strategi komunikasi perubahan perilaku yang baru saja diluncurkan ini dapat disosialisasikan secara luas. Sosialisasi dapat dilakukan dengan gelaran acara bedah buku di kabupaten/kota yang menjadi fokus penanganan stunting.
“Kita mungkin lakukan bedah buku di tiap daerah yang stunting nya banyak,” tutupnya.
Hery Priyono