Komunitas Radio Swara Tani peringati 1 Suro dengan makan nasi Setakir, di Jl. Blora-Rembang KM-2 Kelurahan Karangjati, Kabupaten Blora. Foto: Kudnadi Saputro Blora

BLORA (SUARABARAU.ID) —  Tradisi orang Jawa, saat memasuki tahun baru 1 Sura 1957 ata 1 Muharram 1445 H,  merayakannya dengan berbagai kegiatan. Salah satu komunitas pendengar radio Swara Tani Kabupaten Blora memeriahkan malam 1 Sura dengan makan nasi urap yang diwadahi takir (semacam mangkuk yang terbuat dari daun pisang) sebanyak 12 buah.

Nasi yang ditata apik dengan kecil-kecil diatasnya diberi urap dedaunan muda, iwak tahu sambel dan telor. Ketua penyelenggara pendengar Radio Swara Tani Kabupaten Blora, Wiji Sri Lestari, SPd. menjelaskan bahwa ini sudah menjadi tradisi setiap 1 Sura, mengadakan kumpul-kumpul sambil menikmati makanan khas Blora, yakni nasi urap.

“Saya kemarin diingatken sama Mbah Mad Sani, nduk jeng mboten banjaan suro nan, nggeh Mbah, sampek hampir lupa,” ucap Wiji Sri Lestari sambil angkat jempolnya yang diarahkan ke Mbah Mad Sani. Rabu, (18/7/2023).

Sementara itu, Mewakili  Ketua paguyuban komunitas Radio Swara Tani Blora, Hendy, mengatakan bahwa nguri – uri budaya orang Jawa, kalau 1 Suro ada acara doa selamatan.

“Ini sudah disiapkan 12 takir nasi urap, sejak dari dulu jumlah nasinya cuma itu. Kemarin juga sudah makan bubur bareng, sama teman – teman komunitas Radio Swara Tani, biasa sukses selama 12 bulan ke depan,” ujar Hendy.

Untuk diketahui, komunitas pendengar radio Swara Tani Kabupaten Blora (Rasta FM) 107,7 Megahertz berjumlah ribuan, baik didalam kota Blora maupun dari luar kota. Bahkan mereka ada yang sudah sukses diluar Jawa juga masih mendengarkan Rasta FM. Untuk mengikatnya mereka membuat group di Facebook maupun WhatsApp.

Diketahui bersama, ada masyarakat Blora merayakan 1 Muharram 1440 H dengan Berbagi Bubur Suro. Hal ini sebagai penanda dan pengingat kita akan peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dalam bulan Muharram ini.

Peristiwa itu yakni ditenggelamkannya fir’aun beserta bala tentara kala mengejar-ngejar Musa AS dan kaumnya, dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan paus, hari dilahirkan juga hari diselamatkannya Nabi Ibrahim AS dari kobaran api, serta pada hari tersebut Nabi Nuh AS turun dari kapal setelah berlayar dari banjir bah yang maha dahsyat.

Saat itu Nabi Nuh AS bertanya pada umatnya yang berada dikapal, “adakah bekal pelayaran yang masih tersisa untuk dimakan?” kemudian mereka menjawab, “masih ya Nabi”, kemudian Nabi Nuh AS memerintahkan mereka untuk mengaduk sisa makanan menjadi bubur, dan disedekahkan kepada semua orang sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Hal inilah yang kemudian mendasari dalam setiap peringatannya sampai saat ini selalu saja ada bubur yang dihidangkan.

Kudnadi Saputro