JEPARA (SUARABARU.ID) -Kurikulum senantiasa berubah seiring perkembangan zaman. Kurikulum harus mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman murid, serta memperhatikan keberagaman dan inklusivitas dalam proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan agar murid menjadi pribadi yang cerdas, berpengetahuan tinggi, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan siap masuk dalam kehidupan bermasyarakat.
Tahun ajaran 2023/2024, SMP Negeri 1 Mlonggo menggunakan Kurikulum Merdeka untuk kelas VII dan VIII. Sedangkan untuk kelas IX menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Demi kelancaran jalannya tahun ajaran baru, SMP Negeri 1 Mlonggo mengadakan IHT Peningkatan Mutu Pembelajaran.
“Harapan kami, semoga IHT ini memberikan hasil yang baik bagi guru dan murid. Perangkat pembelajaran dapat segera dilengkapi sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar”, ujar Eko Sulistiyanto, S. Pd. Kons, M. Pd selaku kepala sekolah.
Kegiatan ini dilakukan selama dua hari pada tanggal 14 dan 15 Juli 2023 di Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Mlonggo. Kegiatan yang dipandu oleh Pengawas SMP Kabupaten Jepara, Suharto, S. Pd, M. Pd ini diikuti oleh 46 guru, pengelola pendidikan dan operator sekolah.
“Untuk menyajikan pembelajaran yang menarik tidak hanya diperlukan guru yang cerdas dan pintar. Tetapi juga guru yang berpengalaman. Belajar tidak hanya dari IHT tapi bisa juga melalui pelatihan mandiri pada Platform Merdeka Mengajar (PMM)”, terang Suharto memotivasi guru agar memaksimalkan penggunaan PMM untuk menunjang proses belajar mengajar.
Pada hari pertama, narasumber menyampaikan materi tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP). Setelah itu dilanjutkan pemaparan tentang rapor pendidikan. Peserta belajar melakukan proses identifikasi, refleksi, dan benahi. Kemampuan literasi dan numerasi perlu ditingkatkan lagi melalui pembiasan baik secara kontinu dan terarah. Visi dan misi sekolah berorientasi pada terwujudnya pelajar yang berprofil pelajar Pancasila.
Setelah menerima materi, peserta mereview KTSP dan KOSP tahun sebelumnya. Peserta dibagi dalam enam kelompok agar lebih efektif. Setiap kelompok terdiri dari dua mata pelajaran. Diskusi berjalan dengan sangat dinamis dan menarik. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya untuk menjadi catatan perbaikan di tahun ajaran mendatang.
Materi pada hari kedua tentang peningkatan mutu pembelajaran dan asesmen kurikulum merdeka. Peserta berlatih menurunkan capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran. Kemudian dilanjutkan menyusun alur tujuan pembelajaran, kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran dan modul ajar. Materi prosedur pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi materi penutup IHT kali ini.
“Saya menjadi paham pembuatan perangkat pembelajaran sehingga ke depan nanti ada gambaran tentang model pembelajaran apa yang akan dibuat dan disesuaikan dalam pembelajaran”, ungkap Nur Ahmadi, S. Pd. I selaku guru PAI setelah mengikuti IHT ini.
Hadepe – Istifaiyah