blank
Di Soto Sawah pengunjung bisa menikmati hidangan sambil memandang pemandangan sawah yang menghijau segar. Foto: Widiyartono R.

TREN sajian kuliner di ruang terbuka out door kini banyak dijumpai di berbagai tempat. Rumah makan, resto, kafe, dan sejenisnya kini banyak yang menggunakan ruang terbuka. Tentu ingin memberikan suasana yang berbeda bagi pengunjungnya.

Tren yang muncul sekarang, tempat-tempat makan itu tidak selalu berada di tempat yang strategis, di pinggir jalan raya atau di tengah kota. Kini, banyak dijumpai tempat makan yang nylempit lokasinya. Di desa, bahkan jalan menuju ke sana pun sempit, melalui perkampungan.

Tetapi tampaknya ini justru menjadi sensasi bagi pengunjungnya. Tempat wisata kuliner serupa ini biasanya berbentuk joglo dan saung-saung, bahkan disediakan juga tempat lesehan. Lokasinya ada yang di pinggir hutan, ladang, kebun, atau sawah.

Hal serupa ini bisa dijumpai di di Kota Semarang, ada juga di Kendal, Ungaran, Boyolali, Magelang, dan tempat-tempat lainnya. Nah, di Kota Semarang juga ada, dan lokasinya tidak di tengah kota. Tetapi nylempit, lewat jalan sempit, untuk menuju ke sana.

blank
Pengunjung berbincang dengan Mbak Lis, yang bekerja di Soto sawah sejak awal tempat makan ini dibuka. Foto: Widiyartono R.

Tempat ini dikenal dengan nama Soto Sawah Mbak Tutik di Jalan Duwet, Tambangan, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Mereka yang datang ke sini tentu bukan sekadar untuk makan. Kalau cuma makan soto saja, kenapa harus jauh-jauh.

Ya memang bukan semata makan soto, tetapi sensasi makan soto yang tidak biasa, itulah tujuannya. Makan soto sambil berwisata, orang kemudian menyebutnya secara kaprah sebagai healing. Maka sebenarnya heal adalah “sembuh” dan healing adalah penyembuhan.