MAGELANG (SUARABARU.ID)- Memeriahkan HUT ke-77 Bhayangkara,ribuan orang menari bersama tarian “Sluku-Sluku Bathok” di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (2 /7/2023). Pementasan tarian Sluku-Sluku Bathok, sekaligus sebagai ajang pencatatan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
“Tarian “Sluku-Sluku Bathok’ yang diinisiasi Polres Magelang Kota tersebut semula peserta yang didaftarkan hanya 3.000 penari. Tetapi, setelah kami melakukan verifikasi, jumlah penari yang terlibat mencapai 12.338 penari,”kata Perwakilan MURI, Sri Widiyati pada acara penyerahan piagam Rekor MURI di Alun-alun Kota Magelang, Minggu (2/7/2023).
Sri Widayati mengatakan, pada peringatan HUT ke-76 Bhayangkara tahun lalu, Polres Magelang Kota juga telah berhasil mencatatkan diri ke MURI untuk pementasan tarian ‘Gugur Gunung’ peserta terbanyak. Dan , pada tahun ini kembali tercatat di MURI dalam pementasan tarian Sluku-Sluku Batok.
Menurutnya, pencatatan Rekor MURI tersebut selain melibatkan langsung penari yang hadir di Alun-alun Kota Magelang, tetapi ada juga yang menari secara on-line melalui kanal yuotube Polres Magelang Kota.
“Dari 12.338 penari tersebut, 11.494 peserta hadir di Alun-alun Kota Magelang dan 844 penari lainnya menari hadir melalui secara on-line melalui zoom meeting,”katanya.
Ia menambahkan, tarian ‘Sluku-Sluku Batok” tersebut masuk dalam rekor MURI dengan jumlah penari terbanyak tersebut tercatat sebagai rekor ke 11.0037 di buku Rekor MURI. Pementasan tarian “Sluku-Sluku Batok” tersebut tidak hanya tercatat sebagai rekor nasional, melainkan juga masuk dalam rekor dunia.
Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang selaku pemrakarsa kegiatan tersebut mengatakan, pergelaran tarian “Sluku-Sluku Bathok” tersebut dilaksanakan dalam rangkaian memeriahkan HUT ke-77 Bhayangkara. Selain itu, juga dalam rangka untuk nguri-uri ( melestarikan) budaya yang ada.
“Di hari Bhayangkara ke- 77 ini, Polri Presisi yakni kita memberikan sumbangsih kepada negeri. Kita memperingati hari jadi Bhayangkara menuju Pemilu damai 2024 mendatang,”kata Yolanda.
Yolanda menjelaskan, makna filosofi tarian Sluku-sluku Bathok tersebut, diharapkan dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk bersama menjaga kondusifitas lingkungan, terlebih pada masa Pemilu 2024 mendatang.
“Tahun ini, kita tahu akan menghadapi Pemilu 2024. Kalau pesan kami tentunya lewat tarian ini bisa menggiring kita untuk meditasi, kita hening, kita istirahat, dan kita berpikir positif,” katanya.
Pada kesempatan itu, sejumlah budayawan hadir dan ikut menari “Sluku-Sluku Bathok.” Budayawan yang hadir yakni, Butet Kertaredjasa, Sujiwo Tedjo, KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Juga hadir, putri bungsu Presiden RI (alm) Abdurrahman Wahid, KH Yusuf Chudlori ( Gus Yusuf), pelukis Nasirun dan lainnya. W. Cahyono