blank
Menandai puncak acara digelarnya adat tradisi Jangkrik Genggong, dipentaskan kesenian Tayub. Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji (kedua dari kiri) ikut menari Tayuban di gelaran adat tradisi itu(Dok.Prokopim Pacitan)
PACITAN (SUARABARU.ID) – Jangkrik Genggong, dikenal sebagai nama sebuah tembang yang populer dinyanyikan oleh Waljinah Solo. Juga sering didendangkan para Waranggana pada adegan gecul (jenaka) di episode Limbuk-Cangik dan di Gara-gara Panakawan dalam pagelaran wayang kulit.

Tapi Jangkrik Genggong di Kabupaten Pacitan, Jatim, adalah adat tradisi Bersih Dusun yang menjadi event wisata budaya tahunan di Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, kawasan pesisir Laut Selatan.

Bagian Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, sekali dalam setahun, masyarakat Dusun Tawang menggelar adat tradisi Jangkrik Genggong. Yang penyelenggaraannya dilakukan setiap datang Hari Selasa Kliwon (Anggara Kasih) di Bulan Sela atau Longkang (Dulkaidah).

Hari Anggara Kasih Bulan Longkang Tahun 1956 Ehe Windu Sangara atau Selasa Kliwon Bulan Dulkaidah (Dzulhijjah) 1444 H, jatuh pada Hari Selasa (14/6) Tahun 2023.

Selasa malam (14/6), Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, ikut hadir menyaksikan gelaran adat tradisi Jangkrik Genggong di Dusun Tawang. Dalam sambutannya, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji, mengapresiasi adat tradisi Jangkrik Genggong yang dilaksanakan masyarakat Dusun Tawang. Karena selain melestarikan tradisi, acara seperti ini merupakan bentuk penyampaian wujud syukur atas segala karunia yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dhanyang


”Acara ini baik, mudah-mudahan hajat kita semuanya mendapatkan berkah dan ridho dari Allah SWT,” kata Mas Aji (panggilan akrab Bupati Pacitan). ”Harapan kami, acara ini bisa berlanjut terus dan kelak bisa diakui sebagai salah satu warisan budaya nasional,” kata Kepala Desa (Kades) Sidomulyo, Agus Sugianto.

Masyarakat Dusun Tawang, menyatakan, penamaan Jangkrik Genggong mengambil dari nama gendhing Tayub klangenan (kesukaan) Dhanyang (roh leluhur) yang menjadi Cikal Bakal pendiri Dusun Tawang. Untuk menghargai jasanya, setahun sekali warga mengadakan adat tradisi Jangkring Genggong di Punden (tempat yang dikeramatkan) Wonocaki.

Jangkrik Genggong, digelar dengan melibatkan seluruh warga dusun. Upacara adat tradisi ini, dipercaya dapat menciptakan keselarasan dan keharmonisan, sehingga dapat memberikan rasa aman, tenteram, damai, dan sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat.

 
Hal ini, membuat Jangkrik Genggong yang menyertakan upacara sedekah laut di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Dusun Tawang Wetan Desa Sidomulyo tersebut, lestari digelar setiap satu tahun sekali menurut kalender jawa.

Tujuannya, untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat kesuksesan hidup yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya, hasil perikanan dan pertanian yang melimpah, juga terwujud keselamatan, kesehatan dan kedamaian.

Upacara adat ini juga merupakan bentuk memperingati jasa para tokoh Cikal Bakal pendiri Dusun. Yakni Ki Raga Bahu, Gadhung Mlathi, Gambir Sari, Tumenggung Mangkunegara, dan Wanacaki. Yang mereka ini menyukai gending Jangkrik Genggong.

Bambang Pur