WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pemkab Wonosobo menerima rombongan study lapangan kinerja organisasi Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan I dan II Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Regional Bukit Tinggi, di Aula BKD setempat.
Plh Kepala Badan Kepegawain Daerah (BKD) Wonosobo Supriyadi, mengaku bersyukur dan bangga daerahnya menjadi lokus pelaksanaan Studi lapangan PKA PPSDM Kemendagri Regional Bukit Pinggi.
“Terima kasih sudah memberikan kepercayaan memilih Wonosobo menjadi lokus studi lapangan Kemendagri. Dengan kegiatan ini terjadi interaksi dan tukar pengalaman mana yang bisa dikembangkan di Wonosobo maupun hal yang bisa diadopsi dari di sini untuk diterapkan di Bukit Tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, Pemkab Wonosobo berusaha menyajikan pelayanan atau informasi sebaik mungkin. Sehingga bisa terjalin kerjasama, tukar informasi dan pengalaman dalam mengembangkan wilayah masing-masing.
Pihaknya berharap, dari hasil kunjungan ke beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mampu menginspirasi dan melahirkan inovasi bagi para peserta.
“Kami juga berharap ada masukan dan saran-saran yang bisa menjadi bahan evaluasi Pemkab Wonosobo dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Banyak Inovasi
Sementara itu, Kepala PPSDM Kemendagri Regional Bukit Tinggi Sarjayadi menyampaikan, dipilihnya Wonosono sebagai lokus Studi Lapangan (STULA) karena daerah ini memiliki berbagai inovasi dan prestasi di berbagai bidang.
“Kegiatan yang diikuti 79 ASN dari berbagai Kabupaten/Kota dibawah naungan PPSDM Kemendagri Regional Bukit Tinggi ini akan dibagi dalam 6 kelompok dan akan mengunjungi beberapa Dinas/Instansi di Wonosobo,” tandasnya.
Sarjayadi berharap, para peserta dapat mengadopsi inovasi yang ada untuk diterapkan dalam rancangan aksi perubahan guna diterapkan di instansinya masing-masing.
“Studi lapangan kinerja organisasi akan membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja dalam mendukung pelaksanaan tugas pelayanan publik,” ujarnya.
“Juga menyelaraskan antara teori dan kebijakan. Sehingga bisa dilakukan experience-sharing guna mengadopsi dan adaptasi dari keunggulan lokus,” pungkas dia.
Muharno Zarka