WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Tengah Mustain Ahmad berharap event Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) dapat mendorong santri dalam mendalami kitab-kitab turats atau kitab klasik (kitab kuning) yang dijadikan acuan dalam menjalani proses pembelajaran di pesantren.
Menurutnya, santri yang belajar agama Islam harus bersandar kepada guru dan sumber atau rujukan yang jelas. Guru yang jelas adalah ulama atau para kiai.
“Sedangkan sumber atau rujukan di antaranya kitab-kitab kuning yang ada di pesantren,” kata saat menutup MQK VII 2023 tingkat Jateng di PP Al-Mubaarok Manggisan Mudal, Mojotengah, Wonosobo, Selasa (5/6/2023).
Menurutnya, dengan bimbingan dari guru dan rujukan yang jelas maka akan mendapat ilmu yang bermanfaat, meskipun ilmu yang diperoleh tidak banyak, tidak luas, dan tidak dalam, Insyaallah ilmu tersebut akan bermanfaat.
Mustain mengingatkan, jangan sampai belajar agama tidak pada ahlinya. Belajar agama hanya melalui handphone misalnya dan sudah merasa cukup itu sangat membahayakan karena bisa menyesatkan.
“Karena itu, diharapkan melalui MQK ini masyarakat semakin terpicu untuk menjadikan kitab kuning sebagai sumber rujukan dalam mendalami Islam,” ucapnya.
Sebuah Kehormatan
Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Jateng sekaligus Ketua Panitia MQK Jawa Tengah Tahun 2023 H Muhtasit melaporkan, jumlah pesantren di Jawa Tengah yang terdaftar di aplikasi emis online sebanyak 5.059 pesantren.
Sedang pesantren yang mengirim santrinya untuk musabaqah ini sebanyak 179 pesantren.
“Adapun jumlah peserta musabaqah kali ini sebanyak 1.525 santri. Terdiri dari 430 peserta seleksi, 70 official, 25 dewan hakim dan 1.000 santri sebagai penyempurna pelaksanaan musabaqah,” ujarnya.
Bupati Afif Nurhidayat mengaku bangga mendapat kepercayaan dari Kanwil Kemenag Jawa Tengah yang telah memilih Wonosobo menjadi tuan rumah kegiatan MQK tingkat Jawa Tengah Tahun 2023.
“Ini sebuah kehormatan, Pemkab Wonosobo, kedatangan tamu-tamu Allah, ahli fikir, para ustadz, para santri delegasi kabupaten/kota se-Jawa Tengah.
“Dari pelaksanaan MQK ini, kita bisa melihat dan bisa jadi spirit dan motivasi untuk terus mengembangkan pesantren yang ada di Wonosobo, juga menjadi syiar di masyarakat,” pungkasnya.
Muharno Zarka