Ibu hamil dipastikan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Jika ibu hamil kurang gizi, akan segera dilakukan intervensi.

“Kita bisa melaksanakan secara paket untuk soal penanganan stunting berbarengan dengan penanganan kemiskinan ekstrem. Jadi yang sekarang sedang kita kerjakan adalah penanganan kemiskinan ekstrem, jadi klop,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo yang juga menjadi narasumber juga mengajak siswa, bidan, dan pensiunan tenaga Kesehatan, berdialog.

“Pada saat mengandung diperhatikan, lahir selamat, maka AKI-AKB itu bisa dicegah. Maka ini bisa holistik. Inilah yang sekarang coba kita kerjakan. Mudah-mudahan dengan tadi kita tanya bidan, tiga bulan bisa tidak diintervensi, rata-rata mereka bilang bisa,” lanjut dia.

Sebagai informasi, angka stunting di Jawa Tengah turun drastis hingga 51 persen dalam kurun empat tahun.

Hasil ini membuat program Pemprov Jateng yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo menjadi rujukan nasional.

Berdasarkan perhitungan elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), pada 2018 tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen, setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen.

Persentase tersebut terus menurun seiring berjalannya waktu, pada 2020 kasus stunting turun menjadi 14,5 persen, kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen.

Tya Wiedya