blank
Ganjar memberikan bantuan beras fortifikasi, yang banyak mengandung multi vitamin dan bermineral tinggi, guna mencegah stunting. Foto: hms

YOGYAKARTA (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terus menggenjot penanganan stunting di provinsi ini. Di antaranya, membuat pilot project penanganan stunting menggunakan beras fortifikasi, di 253 desa yang ada di Jateng, dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

”Beras fortifikasi ini merupakan beras yang sudah diolah dengan multivitamin, dan bermineral tinggi. Bersama Pemprov Jateng dan Bank Jateng, kami menggelar pilot project beras fortifikasi, untuk penanganan stunting di 253 desa yang terletak di lima kabupaten di Jateng,” kata Rektor UGM, Prof Ova Emilia di Balairung UGM, Kamis (11/5/2023).

Dijelaskan dia, pihaknya membuat tim khusus untuk program beras fortifikasi. Tim khusus ini terdiri dari sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu. Di antaranya, ilmu di bidang agro, medis, dan sosial humaniora.

BACA JUGA: Taj Yasin Daftar Calon Anggota DPD ke KPU Jateng, Pilih Hari Kamis Paing Kenapa?

”Pilot project kami lakukan pada 500 ibu hamil. Sampai saat ini, sudah dua ton beras fortifikasi, dan dua ton beras non fortifikasi, yang kami berikan pada ibu hamil di Jateng,” jelasnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo menyatakan, keberhasilan pilot project penggunaan beras fortifikasi di Jateng, sudah terlihat. ”Dari sampling yang saya lihat, hasilnya lumayan bagus. Sistem sudah dibuatkan dan praktik sudah dilaksanakan,” imbuhnya.

Pilot project ini, lanjut Ganjar, merupakan program kolaborasi antarbeberapa pihak, dari kampus, BUMD, dari pemerintah, termasuk dari kabupaten/kota.

BACA JUGA: Sebanyak 19 Raperda Masuk dalam Propemperda DPRD Wonogiri Tahun 2024

”Harapan kami, stunting bisa kami keroyok. Maka kita memastikan ibu-ibu hamil, asupan gizinya harus bagus. Diperiksanya rutin. Sehingga mereka yang berpartisipasi untuk mengawasi ini, harapan kami juga memberikan catatan-catatan data seakurat mungkin,” jelasnya.

Metode lain untuk menangani persoalan stunting juga terus dikembangkan UGM. Selain itu, kampus lain juga akan didorong agar melakukan penelitian untuk mencari solusi, terkait dengan masalah stunting.

”Dulu dari peternakan UGM juga pernah ada telur omega. Yang lain kalau ada, kami dorong. Model keroyokan inilah yang kami harapkan nantinya bisa melaksanakan program percepatan penanganan stunting,” pungkasnya.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Terima Pesan Khusus dari Gus Muwafiq

Sekadar diketahui, penanganan stunting menjadi fokus utama Ganjar Pranowo. Banyak program dilakukan Ganjar, untuk menekan angka stunting di Jateng. Di antaranya program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), Jo Kawin Bocah, edukasi melalui program Gubernur Mengajar, dan lainnya.

Berdasarkan perhitungan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) pada 2018, tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen.

Setahun kemudian pada 2019 turun menjadi 18,3 persen. Persentase kembali turun pada 2020 menjadi 14,5 persen. Kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen, dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen.

Riyan