WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan kalau masyarakat sudah bisa merasakan hasil pelayanan yang diberikan pemerintah dan ujungnya masyarakat puas atas pelayanan yang diberikan pemerintah, itu menjadi indikator dan tolok ukur suksesnya pelaksanaan otonomi daerah.
“Spirit otonomi daerah sebenarnya merubah mindset saja. Kalau dulu pejabat pemerintah itu dilayani, sekarang adalah untuk melayani. Untuk bisa melayani dengan baik, maka pemerintah harus baik (good governance) dan pemerintah juga harus bersih (clean governance),” katanya.
Demikian disampaikan Bupati Wonosobo, pada peringatan Hari Otonomi Daerah ke-27 yang pelaksanaannya bersamaan dengan Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023, di Alun-Alun Wonosobo, Selasa (2/5/2023).
Dikatakan Afif, bagaimana pemerintah akan melayani dengan baik kalau pemerintah tidak baik dan bersih. Oleh karena itu, pemerintah harus baik dan bersih sehingga bisa melayani masyarakat secara maksimal. Tidak mudah memang menjadi pemerintah yang baik dan bersih.
“Itu harus dimulai dari diri kita masing masing, hati, pikiran, dan perilaku kita harus bersih, sehingga ketika kita mengajak melayani orang lain atau masyarakat, masyarakat akan menaruh kepercayaan,” ungkap Afif.
Kepercayaan menjadi tantangan bersama, pemerintah sudah berupaya berbuat sesuatu yang terbaik bagi masyarakat pun, kadang masih ada masyarakat yang belum memberikan kepercayaan kepada pemerintah. Tapi itu sebuah tantangan agar terus berbuat yang lebih baik.
Pelayanan Publik
Menurutnya, era otonomi daerah masyarakat sudah merasakan baik dari segi pembangunan masyarakat sudah merasakan pemerataan, tidak hanya pembangunan di tingkat kabupaten atau kota saja, hari ini pembangunan sudah sampai desa.
“Anggaran tidak hanya dikota saja, ada APBN, APBD sekarang sudah ada Dana transfer Desa, semua sudah berimbang. Semuanya sudah berimbang tinggal bagaimana kita mengelola anggaran yang ada sebaik mungkin untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Wonosobo,” tandasnya.
Senada, Sekda One Andang Wardoyo, juga menambahkan bahwa inti dari otonomi daerah adalah memberdayakan, melayani dan kepuasan masyarakat. Di era kepemimpinan Afif dan Albar, Wonosobo mengalami peningkatan yang cukup pesat dalam pelayanan pada masyarakat.
“Di tahun 2021 penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai salah satu indikator evaluasi untuk menilai penyelenggaraan pemerintah daerah melalui LPPD, kita masih di rangking seratusan lebih. Di tahun 2022 kita berada di rangkin 18 secara nasional,” jelas Sekda.
Andang juga menjelaskan undikator Wonosobo bisa masuk 20 besar adalah indikatornya tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di urusan pemerintahan yang menyangkut pelayanan dasar, yaitu pendidikan, kesehatan, perumahan permukiman, PU tata ruang, sosial, trantibum dan linmas, itu yang menjadi pokok selain indikator indikator yang lainnya.
Ke depan Pemkab Wonosobo akan terus bersama sama berupaya, yang pertama kita kan melakukan evaluasi apa sih yang menyebabkan kita baru rangking 18 atau kita kok bisa rangking 18.
“Kelemahannya di mana atau yang harus push apa. Pemerintah juga akan terus berupaya melakukan peningkatan kualitas reformasi birokrasi. Sehingga kuncinya pelayanan, pemberdayaan akan lebih maksimal lagi,” pungkas Andang.
Muharno Zarka