blank
Lestari Moerdijat. Foto: fn

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketimpangan dalam dunia pendidikan dan kompetensi, menjadi kendala perempuan dalam memasuki dunia kerja. Peluang partisipasi perempuan dalam dunia kerja, harus terus dibuka.

”Ketimpangan partisipasi di dunia kerja antara laki-laki dan perempuan masih cukup lebar. Upaya meningkatkan kompetensi perempuan, untuk memasuki dunia kerja harus konsisten dilakukan,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/5/2023).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, jumlah perempuan pekerja pada 2022 mencapai 52,74 juta pekerja di Indonesia. Jumlah pekerja perempuan itu setara dengan 38,98 persen dari total pekerja yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: 43 Atlet Jateng Siap Berikan Kebanggaan untuk Indonesia di SEA Games 2023

Bidang pekerjaan formal terbesar yang melibatkan perempuan adalah, tenaga usaha penjualan (28,44%). Selain itu, perempuan yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan (24,6%).

Masih berdasarkan catatan BPS pada 2022, perempuan Indonesia yang bekerja menduduki level kepemimpinan dan ketatalaksanaan hanya 0,78 persen. Selain itu, perempuan yang menjadi pejabat pelaksana, tata usaha dan sejenisnya sebesar 6,2 persen dari populasi pekerja perempuan.

Menurut Lestari, upaya meningkatkan kompetensi perempuan melalui peningkatan partisipasi perempuan dalam mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya, akan membuka kesempatan yang semakin luas dan level manajemen yang semakin tinggi, bagi perempuan di dunia kerja.

BACA JUGA: Peringatan May Day, Afif : “Angka Pengangguran Masih Tinggi!”

Rerie sapaan akrab Lestari berpendapat, berbagai kendala yang dihadapi perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, harus segera diatasi. Salah satunya dengan lebih banyak perempuan mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih tinggi.

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berpendapat, jumlah perempuan yang memiliki kompetensi dalam dunia kerja akan terus bertambah.

Di sisi lain, tambah anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, tanpa mendapatkan kesempatan pendidikan yang layak, perempuan akan kehilangan kesempatan kerja dan terpaksa bekerja di sektor informal, dengan jaminan keamanan dan perlindungan kerja yang belum memadai.

BACA JUGA: Bawaslu Kudus Ingatkan Parpol Taati Prosedur Pendaftaran Bacaleg

”Secara umum, keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi tema peringatan Hari Buruh Sedunia 2023, yang diperingati pada 1 Mei setiap tahunnya,” ujarnya.

Lingkungan kerja yang aman, sehat dan membuka kesempatan yang sama bagi semua, tegas Rerie, merupakan hak dasar yang harus diberikan kepada para pekerja di tempat kerjanya masing-masing.

Riyan