Dukun pengganda uang
Yusuf Edy Gunawan, salah satu kakak dari Theresia Dewi yang diduga menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Slamet Tohari. Foto: (wiedyas

KOTA MUNGKID ( SUARABARU.ID)- Dua orang asal Kabupaten Magelang yang terdiri atas seorang ibu dan anak lelakinya diduga menjadi korban dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Slamet Tohari.Kedua korban asal Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tersebut yakni, Theresia Dewi (49) dan anaknya Okta Ali Abriyanto(32).

“ Adik saya ( Theresia Dewi) dan anaknya Okta Ali Abriyanto hilang sejak 21 November 2021 lalu. Keduanya hilang diduga menjadi korban dukun pengganda uang Slamet Tohari,” kata kakak korban, Yusuf Edy Gunawan kepada wartawan Sabtu (8/4/2023).

Yusuf mengatakan, dirinya hampir memastikan adik kandungnya dan keponakannya tersebut menjadi  bagian dari 12 korban pembunuhan massal oleh dukun pengganda uang, Slamet Tohari, setelah dirinya mengenal sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan petugas kepolisian.

Menurutnya, barang bukti yang menguatkan adik kandung dan keponakannya tersebut menjadi korban dukun maut tersebut, berupa jaket salah satu organisasi kemasyarakat ( ormas) yang dipakai Okta dan juga jam tangan yang pernah dipakai adiknya tersebut.

“Dari informasi polisi yang juga teman anak saya tersebut menyebutkan adanya nama Okta yang menjadi salah satu korban dari dukun Slamet Tohari. Yakni, di jaket salah satu organisasi kemasyarakatan  yang dipakai keponakan saya  ada namanya  ‘Okta’,” ujarnya

Barang bukti lainya  berupa kunci mobil  sedan Honda Mobilio milik adiknya . Namun, hingga saat ini mobil milik adiknya tersebut belum diketahui keberadaannya . Selain itu, salah satu barang bukti yang dikenalinya yakni jam tangan milik Theresia Dewi  yang dipakainya semasa hidupnya.
Ia menambahkan, sebelum dinyatakan hilang pada 21 November 2021 silam, Threresia Dewi berpamitan dengan menantunya bahwa  ia bersama Okta akan ke Banjarnegara untuk mengambil dana  uang.

Menurutnya, saat berangkat ke Banjarnegara adik  tersebut meninggalkan menantunya bersama dua anaknya di Salatiga sendirian.

“Setelah satu minggu di Banjarnegara, adik dan keponakan saya tidak ada kabar. Bahkan, adik saya  (Dewi, red) meninggalkan anak menantunya sendirian di hotel di Salatiga,” katanya.

Baca juga: 10 Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Tinggal Kerangka

Tes DNA

Ia menjelaskan, setelah ada pengungkapan kasus pembunuhan yang dilakukan dukun ‘maut’Slamet Tohari beberapa hari lalu, dirinya  merasa penasaran terhadap keadaan adik serta keponakannya yang telah hilang hampir dua tahun.

Rasa penasaran tersebut terkuat, setelah salah satu anak dari Yusuf  yang menjadi polisi di Polda Jateng meminta kepada temannya untuk memantau apakah tantenya juga menjadi korban keganasan dukun maut tersebut.

Menurutnya, dirinya juga telah mendatangi Posko Pengaduan Orang Hilang di Polres Banjarnegara untuk mengikuti tes DNA untuk adiknya. Sedangkan, ayah kandung dari keponakannya juga telah melakukan hal yang sama.

“Infonya hari ini (Sabtu, (8/4), red) bapaknya Okta,  Usman, mengikuti tes DNA di Polres Banjarnegara,” imbuhnya.

Yusuf menambahkan, setelah anggota keluarganya menghilang, dirinya tidak pernah melaporkan kepada polisi.

Menurutnya, adiknya tersebut diduga mempunyai  masalah keuangan. Karena, sejumlah pihak pernah mendatangi dirinya untuk menagih utang milik Dewi. Namun, dia tidak tahu pasti bagaimana masalah keuangan yang dihadapi adiknya. Karena, Dewi sifatnya sedikit tertutup.

Selain itu, dirinya juga tidak mengetahui bagaimana adiknya tersebut bisa mengenal dukun maut Slamet Tohari tersebut.

Yusuf mengaku, dirinya tidak mempunyai firasat apapun tentang adik dan keponakannya tersebut  akan meninggalkan untuk selama-lamanya. Hanya saja, beberapa hari sebelum terungkapnya pembunuhan masal yang dilakukan Slamet Tohari, istri dan anak-anaknya bermimpi Theresia Dewi dan Okta Ali Abriyanto akan pulang ke rumah Yusuf yang ada di Jalan Cawang Baru, Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

“ Beberapa hari lalu, salah satu anak saya bermimpi bahwa ‘ibuk adik” ( tante, panggilan dari anak-anak Yusuf kepada Dewi, red) akan pulang ke rumah ini bersama-sama,”tuturnya.

Hingga saat ini keluarga besarnya masih menunggu hasil DNA yang dilakukan  Disaster Victim Identidication (DVI) Polri untuk bisa mengungkap korban dari dukun maut tersebut.

Yusuf mengatakan, bila jenazah adik dan keponakannya tersebut telah dikenali, pihak keluarga akan memakamkan di Pemakaman Umum Giri Laya Kota Magelang.

“ Hingga saat ini, kami masih menunggu proses indentifikasi dari DVI Polri. Jika telah terungkap, kami akan memakamkan jenazah adik dan keponakan di TPU Giri Laya Kota Magelang,” ujarnya. W.Cahyono