JEPARA (SUARABARU.ID) – Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara Edy Sujatmiko mengarahkan jajarannya agar memotong jalur distribusi beberapa komoditas yang pengaruh besar terhadap inflasi di daerah tersebut. Salah satunya, memastikan kebutuhan dan kapasitas produksi telur. Langkah itu diperlukan untuk memotong jalur distribusi, agar harga lebih stabil.
Arahan dia berikan kepada sejumlah pejabat lintas dinas, di ruang kerjanya. Mereka di antaranya Inspektur Akhmad Junaidi; Kepala Bagian Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setda Jepara Nurjanah; Kepala Bagian Hukum Wafa Elvi Syahiroh; Kepala Bidang Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan DKPP Dian Satriadi, dan Subkoordinator Sumber Daya Alam Heru Sutamaji.
“DKPP (Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian -red), segera inventarisir berapa peternakan penghasil talur yang ada di Jepara. Hitung kapasitas produksi masing-masing, lalu total produktivitasnya,” kata Edy Sujatmiko saat memberi arahan, Kamis (6/4/2023).
Menurut Sekda, Jepara punya banyak peternakan penghasil telur yang bisa dioptimalkan agar komoditas ini seminimal mungkin menyumbang inflasi. Inventarisasi dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kekurangan yang masih harus dipenuhi. Selanjutnya, pemenuhan dilakukan langsung melalui kerja sama dengan produsen atau daerah penghasil, agar rantai mata rantai distribusinya terpotong,
Sekda menyebut, telur masuk komoditas penyumbang inflasi yang cukup besar di Jepara. Di luar itu, ada sejumlah komoditas yang ikut menyumbang inflasi, di antaranya bensin, rokok kretek filter, telur ayam ras, bawang putih, emas perhiasan, dan daging ayam ras. Dia mengarahkan, pemenuhan komoditas-komoditas strategis diakukan melalui kerja sama langsung dengan produsen agar inflasi terkendali.
Di luar itu, Sekda mengarahkan agar warga digerakan memenuhi sendiri kebutuhan komoditas strategis yang mungkin dipenuhi memanfaatkan potensi sekitar rumahnya. Misalnya gerakan tanam cabai di rumah masing-masing.
Pentingnya kerja sama untuk pengendalian inflasi itu ditekankan Sekda, karena saat itu dia sedang memberi arahan terkait persiapan tiga kerja sama antar daerah. Namun ketiga kerja sama yang dimaksudkan untuk mengurangi disparitas harga antardaerah itu, menempatkan Jepara sebagai daerah penyuplai komoditas, sehingga tidak berkontribusi pada pengendalian inflasi. Kerja sama itu berpola business to business (B to B). Pemerintah daerah berposisi sebagai fasilitator.
Komoditas kerja sama yang sedang dipersiapkan itu, rinci Edy Sujatmiko, adalah singkong, tebu, dan ikan bandeng. Pada komoditas singkong, Perumda Aneka Usaha Jepara bertindak sebagai supplier untuk dua perusahaan di Kabupaten Pati. Selanjutnya Koperasi Petani Tebu Rakyat Jepara menyuplai tebu ke Pabrik Gula Rendeng, Kudus. Dan Kelompok Budidaya Ikan Sido Maju II Desa Ujungwatu, Kecamatan Donorojo, menyuplai bandeng segar ke Pasar Juwana, Pati.
Pada Januari 2023, inflasi Jepara sebesar 0,27 persen. Komoditas penyumbang inflasi antara lain beras (0,05%), cabai merah (0,03%), rokok kretek (0,04%), bawang merah (0,06%).
Sedangkan Maret 2023 turun ke angka 0,25 persen. Penyumbang inflasi terbesar adalan bensin (0.7%) dan rokok kretek filter (0,5%). Di bawahnya empat komoditas sekaligus, yakni telur ayam ras, bawang putih, emas perhiasan, dan daging ayam ras sama-sama menyimbang 0,2 persen.
Hadepe