blank
Babinsa Koptu Widodo (kanan) dari Koramil-21 Bulukerto Kodim 0728 Wonogiri, melakukan tugas pendampingan pada pelayanan Posyandu Balita di Dusun Sembung, Desa Sugihan, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri.(Dok.Pendim 0728 Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Salah satu upaya untuk mempercepat pencegahan stunting, pemerintah meluncurkan program zero stunting. Jajaran Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, tampil memantau pertumbuhan anak melalui kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Balita.

Pengertian Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk, yang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (>3-5 tahun).

Terkait dengan hal tersebut, Babinsa Koptu Widodo dari Koramil-21/Bulukerto Kodim 0728 Wonogiri, tampil melakukan pendampingan kegiatan Posyandu Balita yang dilaksanakan oleh Puskesmas Bulukerto melalui Bidan Desa.

Koptu Widodo melalui Penerangan Kodim (Pendim) 0728 Wonogiri, Pelda Indra, menyebutkan, pelayanan melalui Posyandu Balita digelar di Dusun Sembung RT 3/RW 5, Desa Sugihan, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri.

Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Bidan Desa bersama kader Posyandu, memberikan pelayanan untuk mengontrol kesehatan Balita dan Ibu hamil yang ada di wilayah Desa Sugihan.

Balita Sehat

Pelayanan melalui Posyandu Balita, diberikan dalam upaya mewujudkan Balita yang sehat demi tercapainya generasi penerus yang unggul, melalui program zero stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Sejumlah upaya dilakukan di tingkat Puskesmas dan Posyandu terutama pada pencegahan kematian ibu dan bayi, serta pencegahan stunting. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengirimkan 10 ribu Ultrasonografi alias USG Portabel ke semua Puskesmas di Indonesia secara bertahap.

Juga mengirimkan 313.737 antropometri untuk Posyandu di seluruh Tanah Air. Melansir unggahan kemkes.go.id Jumat (31/3), dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia ditargetkan menekan angka kematian ibu menjadi 183 kematian per 100 ribu kelahiran.

Bambang Pur