SEMARANG (SUARABARU.ID) – Momen Ramadan sering dimanfaatkan untuk beribadah lebih khusyuk dari biasanya, karena pahalanya dilipatgandakan. Sehingga bulan Ramadan jadi waktu yang istimewa bagi umat muslim.
Selain sebagai momentum sakral untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, pada bulan ini juga banyak rahmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Itu sebabnya, Ramadan kerap jadi bulan yang paling dinanti.
Dilansir dari Suara.com, bulan Ramadan diyakini menjadi bulan yang sangat mulia, karena menjadi waktu diturunkannya Alquran. Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Baqarah (2): 185 yang artinya, “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alqur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang benar dan yang batil)”.
Dikutip dari situs NU Online, kata “ramadan” diambil dari kata “ramidla” yang berarti panas. Para ulama kemudian menjadikan makna panas pada kata “ramadan” dengan arti membakar atau menghapus semua dosa-dosa orang yang berpuasa pada bulan tersebut.
Imam Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Imam al-Mawardi, dalam salah satu kitabnya menjelaskan, alasan tersebut karena pada bulan Ramadan merupakan bulan pembakaran dosa.
Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “Dan sungguh, Anas bin Malik telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah berkata: Sesungguhnya, dinamakan Ramadan karena membakar dosa”.
Maksud dari membakar dosa pada hadits di atas, karena dengan beribadah puasa, semua dosa-dosa yang ada dalam diri umat Islam akan hilang. Puasa tersebut akan menghapus dan menghilangkan semua dosa-dosanya. (Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir lil Mawardi, [Beirut, Darul Fikr: 1999], juz III, halaman 854).
Imam Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (wafat 1221 H), dalam kitabnya juga menyebutkan bahwa di balik alasan penamaan tersebut karena bulan Ramadan bisa menghilangkan semua dosa-dosa yang ada pada diri seseorang yang berpuasa.
Ada beberapa alasan lain yang melatarbelakangi penamaan tersebut. Dalam kitabnya disebutkan, sesungguhnya, (dinamakan Ramadan) karena menghilangkan dosa-dosa, atau membakar (dosa-dosa). Dikatakan (menurut satu pendapat), karena hati menerima panasnya nasihat (mauidzah).
Dikatakan (pula), dinamakan Ramadan karena masyarakat terdahulu ketika memberi nama pada bulan-bulan dengan bahasa terdahulu, mereka menamakan bulan dengan musim yang bertepatan pada bulan tersebut, dan Ramadan bertepatan dengan musim panas”.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bulan Ramadan seharusnya dijadikan momentum yang tidak sia-sia untuk bertaubat kepada Allah, atas segala dosa yang pernah dilakukan selama satu tahun.
Ning S