blank
Prof Dr Mutalazimah, SKM, M.Kes (Tengah)  berfoto bersama Rektor UMS Prof Dr Sofyan Anif Msi (kiri) usai dikukuhkannya sebagai Guru Besar Bidang Kesehatan Masyarakat  Prodi Ilmu Gizi Fakultas  Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta . Foto: Bagus Adji

SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Universitas Muhammadiyah  Surakarta (UMS) akhirnya memiliki Guru Besar Bidang Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Kesehatan dengan pengukuhan Prof Dr Mutalazimah, SKM, M.Kes dalam Sidang Terbuka Senat UMS dipimpin Rektor Prof Dr Sofyan Anif Msi, Jumat (17/3).

Upacara pengukuhan guru besar yang berlangsung, menjadikan jumlah guru besar Universitas Muhammadiyah Surakarta bertambah menjadi 43 orang.

Prof Dr Mutalazimah, SKM, M.Kes dalam pidato pengukuhan Guru Besar  Bidang Kesehatan Masyarakat  Prodi Ilmu Gizi Fakultas  Ilmu Kesehatan UMS dalam pidato pengukuhannya mengemukakan, permasalahan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) pernah menjadi sejarah kelabu terhambatnya kualitas sumber daya manusia  di Indonesia beberapa dekade lalu.

Terutama pada anak anak mulai dari penurunan IQ, kekerdilan, hingga bisu dan tuli. Dalam perkembangannya di Indonesia, GAKY sejak tahun 2009 dipandang  dipadang sebagai masalah gizi yang relatif  telah terentaskan.

Namun sebenarnya hingga saat ini n GAKY masih merupakan masalah di beberapa daerah yang secara geografis mempunyai kandungan yodium sangat rendah pada tanah dan airnya yang belum tuntas terselesaikan.

Pada pidato pengukuhan bertajuk “Mewaspadai Potensi Re Emerging Issue GAKY di daerah Endemis  Defisiensi  Yodium” dikemukakan, penghentian pemberian minyak yodium sejak tahun 2009 berpotensi menimbulkan ekses yodium di daerah endemis yodium.

Dengan demikian diperlukan langkah konkrit dari berbagai pihak karena prevensi re-emerging issue GAKY ini mustahin dihadapi sendiri oleh salah satu badan/ lembaga. Langkah prevensi re emerging isu dimulai dari penggalakan kembali surveilans GAKY.

“Selain itu juga  pengukuran goiter dan EYU pada kelompok rawan gizi diantarnya balita, anak sekolah, wanita usia subur dan ibu hamil di daerah endemis GAKY secara berkala,” jelasnya.

Rektor UMS Prof Dr Sofyan Anif Msi dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada Prof Dr Mutalazimah, SKM, M. Atas dikukuhkannya sebagai guru besar.

Dengan adanya tambahan satu profesor dari satu fakultas kesehatan  ini bisa menambah reputasi UMS . Sesuai rancangan strategis (Renstra) tahun  2025  UMS akan mengupayakan 10 persen dosen setempat  memiliki  jabatan akademik Guru Besar. Saat ini jumlah dosen UNS sebanyak 795 orang.

Maka berbagai instrumen yang untuk mengakselerasi World Class University terus digenjot termasuk keberadaan guru besar dan kemudian jabatan fungsional. Jumlah dosen berkualifiasi pendidikan S3 di tahun 2025 diharapkan sudah mencapai 60 persen.

Selain itu UMS juga mengejar publikasi ilmiah  yang tentu masih dibawah perguruan tinggi lain diantaranya  dibawah UAD.

“Kita sudah memiliki hampir 1500 naskah dokumen jurnal  terindek scopus. Tetapi kalau digabung dengan indek Sinta sudah mendekati 5.000. Pada tahun 2025 kami berupaya mendapatkan 8.000 jurnal terindek reputasi internasional  baik scopus  mapun sinta,” jelasnya.

Bagus Adji