blank
Ganjar mendengarkan penjelasan salah seorang anggota tim SAR, terkait kondisi terkini Gunung Merapi, yang ada di latar belakangnya. Foto: hms

MAGELANG (SUARABARU.ID)– Aktivitas Gunung Merapi sampai saat ini masih fluktuatif. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geofisika (BPPTKG), terus menginformasikan setiap perkembangannya.

Hal itu disampaikannya, usai mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, di Kabupaten Magelang, Senin (13/3/2023). Ganjar mengatakan, masyarakat di sekitar Gunung Merapi sebenarnya lebih paham dengan tanda alam.

”Mereka paham, ilmu titennya lebih hebat dari orang-orang yang di sana. Ini ditambah informasi dari kawan-kawan, yang tiap hari berjaga di pos Babadan ini,” ujarnya.

BACA JUGA: 390 Penerima Manfaat Kabupaten Tegal Terima Bantuan Kemensos

Untuk itu, Ganjar berharap informasi di Pos Babadan selalu diberikan ke masyarakat setiap hari. Meskipun dari pantauannya, Ganjar melihat masyarakat masih tenang.

”Mudah-mudahan mereka sudah terbiasa mengambil sikap berupa tindakan cepat. Namun demikian kita tidak boleh abai, kita tetap siaga,” imbuhnya.

Seperti beberapa kelompok rentan yang dia temui di Balai Desa Krinjing, Kecamatan Dukun. Mereka mengaku siap mengikuti instruksi, apabila terjadi situasi yang buruk.

BACA JUGA: Ayah di Pemalang Tega Banting Anaknya hingga Tewas

”Artinya, masyarakat betul-betul menyiapkan diri untuk bekerja sama menunggu perintah itu, untuk menyelamatkan diri seandainya terjadi sesuatu,” ujarnya.

Ganjar yang didampingi Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, mendapat penjelasan mengenai potensi terburuk yang harus diwaspadai. Sebab, ada erupsi yang terjadi belakangan ternyata mengubah bentuk kubah Gunung Merapi.

”Informasi kawan-kawan yang ada di sini, masih sangat fluktuatif. Tugas saya memantau terus tiap hari, dan memastikan kawan-kawan yang ada di area sekitar sini, saudara-saudara sekitar sini, betul-betul siaga. Tidak boleh menyepelekan,” tegasnya.

BACA JUGA: Pasca Erupsi Merapi, Polisi Siaran Keliling Beri Imbauan Warga

Skema evakuasi, terang Ganjar, sudah dipahami warga. Apalagi konsep desa kembar masih diterapkan. Ganjar meminta, agar saat ini mulai didata ulang kelompok-kelompok rentan yang mesti diprioritaskan.

”Hanya perlu membiasakan gerak cepat dengan masyarakat. Jadi konsepnya desa kembar itu sebenarnya sudah ketahuan. Nanti kalau lari ke mana, pakai kendaraan siapa, jalur evakuasi lewat mana, itu cukup membantu. Pengalaman kawan-kawan termasuk relawan yang mendampingi terus di sini paling bagus,” tandasnya.

Sebagai informasi, BPPTKG mencatat Gunung Merapi telah memuntahkan awan panas guguran sebanyak 60 kali, hingga Senin (13/3/2023).

”Tanggal 11-12 Maret 2023, Gunung Merapi meluncurkan awan panas ke arah Kali Bebeng. Hingga saat ini, Senin 13 Maret 2023, tercatat 60 kejadian awan panas guguran di Gunung Merapi,” ungkap Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, dalam keterangannya.

Riyan