blank
Jania. Foto: dok/keluarga

Amir Machmud NS
PIPI JANIA

sepuitis itu jambu pipi Jania
rambut hitamnya bernarasi
lengking tangisnya terbata-bata
serupa kata-kata kuterjemahkan seperti bukan bahasa bayi

sepuitis itu bulat muka Jania
mendiksikan heboh seorang putri
mata sipitnya berkejap bicara
o, bayi elok yang dinanti-nanti
malaikat kecil mencahayai pagi

dia hadir di rinai gerimis sore
saat musim masih basah
tangisnya pecah mengurai resah
kakinya sehat menendang udara
tangannya mengepal melawan usia

sesekali dia lepas senyum tipis
mengurung rasa kami
: untuk rumah ini…
(18-02-2023)

 

Amir Machmud NS
CUCU-CUCU

cucu-cucu menarasikan kelengkapan rasa
antara kering dan hujan
bahasa jiwa yang menyatukan
ayat-ayat yang menenteramkan
dari tangis, jerit, dan keceriaan

cucu-cucu memadukan energi alam
terang matahari, rinai gerimis, biru langit, arak-arakan awan, dan gulungan putih kabut
terhirup sejuk seperti embun bertebar
tepercik segar seperti ricik gerimis
terhangati cercah matahari pagi

cucu-cucu mengikat cahaya waktu
di semua lahan permainan
kita pun melepas ikhlas penggalan usia
ketika mereka hadirkan sabana
dan bunga-bunga

kau resapilah dari tepian taman
kau hayatilah dari kedalaman jiwa
hidup hakikatnya sambung-menyambung, bukan?
merekatkan pikiran dan hati
dari generasi ke generasi.
(18-02-2023)

blankAmir Machmud NS, wartawan dan penyair. Dia telah melahirkan enam antologi tunggal, dan 11 antologi bersama. Puisi-puisinya juga tersebar di sejumlah media.