“Tidak hanya memberdayakan petani milenial dan petani perempuan di 49 desa di tiga kecamatan, tetapi juga memberikan pendampingan hingga mampu menghasilkan produk yang ramah lingkungan,” ungkap Heru Dwi

Tiga kecamatan yang dipaparkan tersebut yakni Godong, Penawangan dan Karangrayung. Heru juga menambahkan, produk yang dihasilkan ini memiliki banyak manfaat. Selain mengurangi sampah, juga menghasilkan produk yang tidak membahayakan lingkungan.

Sementara itu, Project Manager Progra Echo Green, Jamandi Tiger mengatakan, dalam kegiatan tersebut, terdapat dua acara, yakni lokakarya dan pameran.

Dalam lokakarya tersebut, para peserta yang terdiri dari petani muda dan perempuan itu dibagi dalam dua kelompok.

“Kami mengadakan lokakarya dengan konsep ekonomi hijau yang melibatkan beberapa dinas, antara lain dua dinas dari Jateng, yaitu Bappeda dan Dinas Pertanian, serta tiga dinas dari Grobogan, yaitu Dispermades, Dinas Pertanian dan Bappeda,” ungkap Jamal.

Para peserta yang hadir ini diminta merumuskan tantangan yang dihadapi dalam melihat ekonomi hijau. Termasuk tantangan menggalakkan generasi muda dan perempuan menjadi petani.

“Tantangan bagi generasi muda, yaitu bagaimana menggalakkan petani muda supaya tertarik,” ujar Jamal.

Jamal mengungkapkan, saat ini banyak perdebatan yang terjadi, dimana pemuda tidak bakal terjun ke pertanian karena dari sisi pendapatan. “Makanya ada banyak perdebatan, bahwa pemuda tidak bakal ke pertanian karena tidak menjanjikan dari segi pendapatan,” tambahnya.

Tya Wiedya