blank
Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi melakukan penanaman jagung di lahan Perhutani Petak 49 Njragung, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang dalam rangka ketahanan pangan. Foto: Ning Suparningsih

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi melakukan penanaman jagung di lahan Perhutani Petak 49 Njragung, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Selasa (24/1/2023).

Kegiatan penanaman jagung ini dalam rangka diversifikasi lahan, guna mendukung Ketahanan Pangan oleh Ditreskrimsus Polda Jateng yang dihadiri Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Widi Prasetyono, Kejaksaan Tinggi Jateng, Bupati Semarang, PJU Polda Jateng dan tamu undangan lainnya.

“Kegiatan penanaman jagung ini untuk penguatan pangan yang dilakukan serentak seluruh jajaran Polda Jateng,” kata Luthfi kepada awak media.

Menurut Luthfi, total, ada sekitar 475 hektar di seluruh wilayah Jawa Tengah. Khusus untuk wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang, ada sekitar 15,5 hektar yang ditanami jagung.

“Jajaran se-Jateng hari ini bersama-sama melakukan penanaman jagung, total 475 hektar. Kegiatan ini untuk memberikan kontribusi penguatan pangan untuk masyarakat kita di wilayah Jawa Tengah,” tuturnya.

Kapolda Jateng berharap kegiatan ini menjadi titik balik untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Sementara itu Ganjar Pranowo mengingatkan pemanfaatan kawasan hutan untuk pertanian harus mempertimbangkan adanya pohon penahan air, agar tanah pada daerah tinggi dan kemiringan tinggi tidak longsor maupun menyebabkan banjir.

Ganjar mengingatkan hal itu karena sebelumnya pemanfaatan kawasan hutan milik Perhutani untuk lahan pertanian di wilayah Kendeng tidak memperhatikan persentase tegakan atau pohon penahan air. Menurutnya, hampir 90 persen lahan hanya ditanami jagung tanpa ada tumbuhan keras sama sekali.

“Saya ingatkan itu karena sudah terjadi di Pati dan Grobogan. Sehingga kemarin waktu hujan terjadi banjir dan longsor. Untuk petani yang kemarin terdampak bencana, kita sudah punya mekanisme untuk merecover. Pemerintah ada benih yang bisa dibagikan, lalu ada juga asuransi petani untuk kerugian,” jelasnya.

Terkait penanaman jagung di Petak 49 Hutan Produksi Jragung, Pringapus ini, Ganjar mengapresiasi Polri selaku penggerak. Kegiatan itu diinisiasi Satgas Pangan Polda Jateng bersama Perum Perhutani dan kelompok petani di sekitar Petak 49.

Menurut Ganjar, saat ini masih banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan. Maka langkah dari Satgas Pangan Polda Jateng dengan menanami hutan produktif dengan tanaman tumpang sari dapat mendorong produktivitas beberapa komoditas. Baik jagung, padi, maupun komoditas lain yang bisa dikembangkan.

“Kalau hari ini jagung, mungkin nanti di tempat lain bisa kita sesuaikan dengan yang lain. Terima kasih kepada teman-teman kepolisian yang hari ini memberikan tugas tambahan kepada anggota untuk menanam. Kalau musim hujan saat ini masih ada sisa dan kita bisa memanfaatkan, tentu ini sangat luar biasa dan masyarakat sekitar hutan bisa menikmati hasilnya,” terang Ganjar.

Mengenai kebutuhan komoditas pangan, Ganjar mengatakan secara umum setiap tahun kebutuhan dapat dicukupi. Namun ada bulan-bulan tertentu, misalnya sebelum panen, terjadi kelangkaan. Jagung termasuk dalam salah satu komoditas tersebut.

“Jika hari ini kita bisa menambah dan kemudian tadi dari beberapa perusahaan swasta menjadi offtaker, selanjutnya kita bisa me-manage untuk kebutuhan yang sifatnya lokal, biasanya kebutuhan pakan ternak,” tandas Ganjar.

Ning Suparningsih