blank
Kepala Disdikpora Wonosobo Tono Prihatono saat mengunjungi bazar produk kuliner khas di SMPN 2. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Wonosobo, Sabtu (21/1/2023), mengelar Bazar produk kuliner khas daerah di halaman sekolah setempat.

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tono Prihatono dan Ketua Komite SMP Negeri 2 Wonosobo, Muharno Zarka.

Bazar produk kuliner khas diikuti 7 stand yang merupakan perwakilan masing-masing kelas untuk Kelas VII. Aneka produk kuliner khas Wonosobo dijajakan di halaman sekolah setempat. Sedang Kelas VIII dan IX sebagai pengunjung.

Produk kuliner khas daerah yang dipasarkan meliputi : mie ongklok, minuman carica, petos, dodol carica, megono dan tempe kemul, keripik, combro dan sagon. Aneka makanan tersebut merupakan jajanan khas Wonosobo.

Tono Prihatono mengapresiasi pihak sekolah yang berinisiasi menggelar acara bazar produk kuliner khas sebagai perwujudan kurikulum belajar merdeka dan pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Saya kira ini kegiatan yang sangat positif. Melalui bazar kuliner khas daerah, siswa belajar gotong royong dan kemandirian. Mereka berpraktek langsung membuat makanan khas yang selama ini hanya dibeli di toko makanan dan penjualnya,” ujar dia.

Kearifan Lokal

blank
Kepala Disdikpora Wonosobo Tono Prihatono saat dialog dengan salah satu siswa di SMPN 2. Foto : SB/Muharno Zarka

Kepala SMP Negeri 2 Wonosobo, Rofikoh mengatakan kegiatan P5 kali ini untuk tema 2 “Kearifan Lokal : Dari Dapur Menuju Masyhur” dengan dimensi gotong royong dan kemandirian siswa

“Adapun elemen yang ada meliputi kolaborasi dan kepedulian. Sedang sub elemen kerjasama serta tanggap terhadap lingkungan sosial. Unsur kemandirian meliputi pemahaman diri dan situasi yang dihadapi serta mengenali kualitas dan minat diri,” katanya.

Bazar produk kuliner khas Wonosobo juga dihadiri beberapa orang tua murid. Mereka dihadirkan ke sekolah agar bisa melihat aktifitas yang dilakukan anak-anak secara langsung. Bahkan produk sagon diolah langsung di tempat menggunakan tungku di selasar ruang kelas.

Menurutnya, sebelum memproduksi makanan khas daerah, para siswa mengunjungi langsung ke rumah produksi untuk melihat sekaligus belajar membuat olahan kuliner khas yang ada di Wonosobo.

“Ilmu dan pengalaman yang didapat di rumah produksi lalu dipraktekan secara langsung di sekolah. Makanan khas yang dibuat dijual ke para pengunjung, yang terdiri dari siswa Kelas VIII, Kelas IX, guru dan orang tua murid,” terangnya.

Dari pantauan SUARABARU.ID, bazar produk kuliner khas di SMP Negeri 2 Wonosobo cukup ramai. Tampak sejumlah siswa menawarkan makanan dan minuman yang dijajakan. Sedang pengunjung sibuk melihat jajanan yang akan dibeli.

Muharmo Zarka