blank
Lestari Moerdijat. Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengatakan, upaya mengangkat memori kolektif lokal, terkait kepahlawanan Ratu Kalinyamat ke tingkat Nasional, harus konsisten diperjuangkan. Nilai-nilai perjuangan Ratu Jepara itu, dianggap layak untuk menjadi inspirasi dalam proses pembangunan Nasional.

Hal itu seperti yang disampaikannya, saat menjadi pembicara kunci acara Seminar Nasional yang digelar secara hibrid, bertema Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia, di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2023).

”Rekam jejak Ratu Kalinyamat tidak ada arsipnya di dalam negeri. Sehingga data primer justru didapatkan tim kajian Ratu Kalinyamat dari Portugal. Perjuangan untuk menjadikan Ratu Kalinyamat mendapat gelar Pahlawan Nasional, harus dilanjutkan,” kata Lestari.

BACA JUGA: Demo Kades Tuntut Masa Jabatan 9 Tahun, Kades Mergolangu : “Ini Alasannya!”

Menurut dia, sepak terjang Ratu Kalinyamat, seorang perempuan yang mampu mengonsolidasikan sejumlah kerajaan Nusantara untuk membangun poros maritim, membangun industri maritim, dan bersama-sama melawan penjajah Portugis, merupakan catatan sejarah yang tidak boleh dilupakan. Kisah ini juga bisa menjadi inspirasi dalam proses pembangunan saat ini.

Sehingga, tegas Rerie sapaan akrab Lestari, sangat layak jika nilai-nilai perjuangan Ratu Kalinyamat dapat diangkat menjadi memori kolektif seluruh anak bangsa, sekaligus menjadi Pahlawan Nasional.

Pada kesempatan yang sama, mantan Kepala Arsip Nasional dan Ketua Tim Pengkaji Peneliti Gelar Pahlawan (TP2GP), Dr Muklis Paeni, mengungkapkan, dalam proses penelaahan Ratu Kalinyamat menjadi Pahlawan Nasional tahun lalu, sebenarnya tim TP2GP sudah menyetujui.

BACA JUGA: Ahmad Fauzan, Direktur Perusda Perbengkelan Prima Oto

blank
Peserta Seminar Nasional yang digelar secara hibrid, berfoto bersama Lestari Moerdijat (ketujuh dari kiri), pada acara yang digelar di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2023). Foto: lmc

Diungkapkan dia , TP2GP hanya melihat kelayakan pengajuan pahlawan Nasional secara akademis. Selebihnya, keputusan untuk menjadikan Ratu Kalinyamat mendapat gelar Pahlawan Nasional, sepenuhnya tergantung Presiden.

Sedangkan Kepala Perpustakaan Nasional, yang juga anggota TP2GP, Muhammad Syarif Bando, menambahkan, saat proses memutuskan gelar pahlawan Nasional, ada pertimbangan pemerataan.

Kebetulan, ujarnya, hingga saat ini jumlah pahlawan Nasional dari Jawa Tengah merupakan yang terbanyak, 28 orang, sama dengan jumlah pahlawan dari Jawa Timur. Sementara ada daerah lain di Indonesia, yang belum memiliki pahlawan Nasional.

BACA JUGA: Kejuaraan Pencak Silat Tapak Suci Wonosobo : Cetak Atlet Tingkat Nasional dan Internasional

Selain itu, ada pertimbangan kredibilitas dalam penentuan seseorang menjadi pahlawan Nasional. Sehingga bila ada yang menggugat dikemudian hari, tim sudah memiliki cukup bukti kuat.

Pada saat proses pengajuan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan Nasional tahun lalu, Ratu Jepara itu “tersisih” oleh pahlawan Nasional dari luar Jawa.

Syarif berharap, Ratu Kalinyamat dapat diajukan kembali sebagai pahlawan Nasional tahun ini. Karena ada preseden, pahlawan Nasional yang ditetapkan, setelah beberapa tahun diusulkan.

Riyan