Menurutnya, di dalam TITD Liong Hok Bio tersebut erdapat 13 Kim Sin. Seperti patung Dewa Bumi (Hok Tik Tjieng Sin), Dewa Belas Kasih (Kwan Im Poo Sat/ Ava Lokite Swara ) dan Dewa Keadilan (Kwang Kong), Dewa Dapur ( Cao Kung Kong) dan lainnya.
Ia menambahkan , pembersihan rupang —rupang dan segala peralatan di dalam klenteng yang berdiri sejak 1864 silam tersebut sebagai simbol membersihkan fisik, mental dan nurani manusia memasuki yang baru.
“Pencucian rupang dan kim sin tersebut bertujuan untuk membersihkan hati para umat yang melaksanakan ibadah di klentheng tersebut. Selain itu, pencucian ini juga sebagai simbol membersihkan fisik, mental dan nurani manusia memasuki tahun baru nanti,” katanya .
Sebelum dilakukan pencucian, puluhan warga keturunan Tionghoa tersebut melakukan sembahyang Toa Pekong naik ( punggahan).
Ia menambahkan, Sembahyang Toa Pekong Naik tersebut diyakini para dewa-dewi sedang melaporkan amal baik dan buruk para umat selama setahun perjalanan.
Pada sembahyang tersebut amal perbuatan yang baik-baik selama satu tahun ini dilaporkan para dewa kepada Tuhan Yang Maha Esa .
Sembahyang Punggahan tersebut dilakukan di dalam dapur klenteng tersebut, yakni di depan patung Cao Kung Kong ( Dewa Dapur) yang letaknya di dapur kelenteng yang pernah terbakar di tahun 2014 silam.
“Namanya juga Dewa Dapur, jadi tempatnya juga di dalam dapur,”kata, ujarnya
Ia mengatakan, rangkaian setelah melaksanakan sembahyang Punggahan, umat Tri Dharma Liong Hok Bio KotaMagelang akan melaksanakan Sembahyang Ti Sik ( tutup tahun) pada Sabtu (14/1)mendatang . Dan dilanjutkan dengan sembahyang awal Tahun Baru Imlek 2574 yang digelar pukul 00.00 WIB, 15 Januari mendatang.
Setelah itu, tiga hari setelah Imlek, tepatnya Rabu ( 28/1), pada pukul 18.00 WIB, umat Tri Dharma akan melakukan sembahnya Ci Ang/ Ci Sin (Toa Pekong turun ke bumi atau pudunan).
“Pada saat sembahyang Pudunan tersebut, diyakini para dewa-dewi yang baru saja memberikan laporan pada Tuhan, kembali turun ke bumi.,” tambah pria yang akrab dipangil, “imbuhnya