blank
Rektor USM, Dr Supari ST MT memberikan sambutan dalam pembukaan Festival Komunikasi Edukasi yang digelar mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi USM di Auditorium Ir Widjatmoko Jl Soekarno-Hatta pada 12 Januari 2023. (Foto:News Pool USM).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang (USM) menggelar Festival Komunikasi Edukasi (Komed) di Auditorium Ir Widjatmoko USM Jl Soekarno-Hatta pada 12 Januari 2023.

Kegiatan yang dibuka Rektor USM, Dr Supari ST MT tersebut diisi dengan berbagai kegiatan yakni seminar, workshop dan performance dari komunitas Gembel Crew, Read Aloud Semarang, Sembara, GaGeGo Musik Kampoeng, Hocer, S-Teen PSHT, serta Stand Up Comedy Semarang. Kegiatan dilengkapi dengan penampilan RA Bersinar sebagai guest star.

blank
Salah satu penampilan peserta dalam Festival Komunikasi Edukasi pada 12 Januari 2023. (Foto:News Pool USM)

Festival Komunikasi Edukasi yang berlangsung meriah tersebut mengangkat tema ”Embrace The Difference”.

Menurut Ketua Panitia, Rosalinda Firdaus, pihaknya mengambil tema kegiatan tersebut karena intoleransi dan diskriminasi menjadi isu yang saat ini muncul di masyarakat.

Kegiatan ini merupakan wujud dari tugas Ujian Akhir Semester (UAS) dan praktik dari mahasiswa Ilmu Komunikasi USM.

”Acara ini dari satu angkatan mahasiswa ilmu komunikasi semester 5 pada mata kuliah komunikasi pemasaran dan internal media relation. Acara ini juga sebagai tugas UAS serta praktik mahasiswa. Jadi di Ilmu Komunikasi, mahasiswa tidak hanya mengerjakan tugas teori, tapi juga membuat event-event besar seperti ini yang dapat dinikmati banyak orang secara gratis,” kata Rosalinda.

Dia mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu program kegiatan yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi USM. Untuk kelancaran kegiatan, pihaknya dibantu dua dosen yaitu Edi Nurwahyu Julianto, S.Sos.,M.I.Kom dan Praba Mumpuni S.I.Kom.,M.I.Kom.

Dia menambahkan, tujuan kegiatan ini untuk mengajak masyarakat agar merangkul perbedaan dan mengedukasi dalam menghadapi dan menerima perbedaan yang terjadi di lingkungan sosial agar tetap harmonis. Kegiatan ini ditujukan untuk siswa SMA/Sederajat, mahasiswa serta masyarakat umum.

”Secara tidak langsung kegiatan untuk memperkenalkan Ilmu Komunikasi USM kepada masyarakat. Sebelum menentukan acara ini akan ditujukan kepada siapa, kami melakukan riset audiens terlebih dahulu. Target audiens kami adalah anak sekolah samapai umur 25 tahun atau yang berpotensi untuk masuk kuliah. Jadi secara tidak langsung, acara ini untuk mempromosikan Ilkom USM yang ternyata bisa buat acara yang sekeren ini dan gratis,” ungkapnya.

Kegiatan ini dibuat, lanjutnya, untuk mewujudkan agar mahasiswa tidak hanya mempelajari secara teoritis selama masa perkuliahan, namun dapat mempelajari secara praktik di dunia nyata dengan adanya stand-stand untuk mengembangkan serta mengasah keahlian dari masing-masing pengunjung.

”Kami juga mengajak komunitas yang beragam dan tidak hanya dari yang lingkupnya ilmu komunikasi saja. Jadi kami menginginkan masyarakat tahu bahwa apa pun genre komunitasnya, apa pun kesukaannya juga beda-beda, tidak ada yang sama seperti yang sudah terlihat dari stand-stand itu ada stand up comedy, radio jurnalistik dan lainnya,” ujarnya.

Berbagai kegiatan disuguhkan dalam kegiatan ini antara lain seminar yang melibatkan pembicara dari alumnus Ilmu Komunikasi USM yaitu Ade Sulistio dan Gulang Candra, workshop hingga performance dari komunitas Gembel Crew, Read Aloud Semarang, Sembara, GaGeGo Musik Kampoeng, Hocer, S-Teen PSHT, serta Stand Up Comedy Semarang. Dimana dilengkapi juga dengan penampilan RA.Bersinar sebagai guest star.

Dia menjelaskan, ada berbagai kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan ini adalah soal komunikasi, waktu serta pengalaman masing-masing mahasiswa.

”Selama persiapan, kami mengalami kendala komunikasi, karena acara ini dibuat dari mahasiswa Ilmu Komunikasi satu angkatan. Jadi agak susah untuk berkomunikasi apalagi untuk menentukan waktu untuk dapat berkoordinasi dan berdiskusi lebih lanjut tentang kegiatan ini,” jelasnya.

”Ditambah lagi dengan pengalaman setiap mahasiswa yang beda-beda, misalnya bagi sebagian mahasiswa yang ikut BEM pasti sudah tidak kaget terkait pembuatan kegiatan semacam ini. Berbeda dengan mahasiswa yang belum pernah mengikuti organisasi, mereka kesulitan dan kaget membuat kegiatan ini. Jadi ini juga menjadi salah satu praktik nyata dalam komunikasi organisasi dan kelompok seperti mata kuliah kami,” tambahnya.

Dia berharap, melalui kegiatan ini pesan yang dibawa dapat tersampaikan dengan jelas kepada masyarakat. Bagi mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan.

”Kami berharap, ke depan dapat membuat acara yang lebih baik lagi,” tandasnya.

Muhaimin